Kerjasama yang baik antara masyarakat Indonesia dan Australia telah ditunjukkan dengan berdirinya Balai Bahasa dan Budaya Indonesia (BBBI).
Begitu kata Duta Besar (Dubes) RI untuk Australia Y. Kristiarto S Legowo saat peresmian BBBI di University of Queensland, Brisbane.
Menurut Kristiarto, pemerintah Indonesia menyambut baik didirikannya BBBI sebagai salah satu langkah yang membantu Kedutaan Besar RI untuk mempererat hubungan kedua negara.
"Upaya masyarakat mendirikan BBBI sangat konstruktif karena tidak mungkin kalau upaya-upaya mempererat hubungan kedua negara hanya dilakukan oleh KBRI," ujar Kristiarto dalam keterangan tertulis, Selasa (31/10).
Kristiarto menambahkan pendirian BBBI ini merupakan tidak lanjut dari pencanangan Balai Bahasa dan Budaya Indonesia di Australia yang dilakukan Presiden Joko Widodo di Sydney pada Februari lalu.
Hasil dari pencanangan tersebut, Konsul Jenderal RI Sydney, Yayan GH Mulyana, melakukan pembicaraan dan konsolidasi dengan beberapa pihak di Queensland hingga berdirinya BBBI.
"BBBI Queensland ini diketuai oleh Halim Nataprawira yang merupakan mahasiswa S3 University of Queensland yang dibantu oleh beberapa pengurus, baik warga Indonesia maupun Australia dengan berbagai latar belakang," ujar Kristiarto.
Sejurus dengan Kristiarto, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, M. Imran Hanafi, menilai antusiasme warga Australia pencinta Bahasa dan Budaya Indonesia terhadap pendirian BBBI cukup tinggi.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya Guru Bahasa Indonesia yang tinggal sejauh 200 km untuk menyempatkan hadir dalam acara peresmian BBBI.
"Antusiasme mempelajari Bahasa dan Budaya Indonesia harus disemarakkan dan diperluas sehingga hubungan antar masyarakat kedua negara akan lebih kuat lagi," tutup Imran. [nes]