Ikon politik millenial Tsamara Amany mendaftarkan diri sebagai calon anggota legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia untuk Pemilu 2019.
Saat mendaftar, Tsamara turut diantar oleh tokoh Pers Abdullah Alamudi dan tokoh Reformasi Abdillah Toha di Kantor DPP PSI, Jakarta, Kamis (26/10).
Meski masih muda, perempuan kelahiran tahun 1996 tersebut memiliki visi politik yang jelas, yakni memberantas korupsi dan mendorong keterlibatan perempuan di dunia politik. Pada awal 2016, Tsamara ikut mendirikan Gerakan Perempuan Politik. Setahun kemudian tercatat sebagai Ketua DPP PSI Bidang Eksternal. Dia juga sempat menulis buku 'Curhat Perempuan', sebuah memoar politik yang memuat seluruh gagasan, visi politik, dan keterlibatannya dalam politik.
Selepas mendaftarkan diri, Tsamara dan beberapa tokoh anti korupsi seperti Koordinator ICW Adnan Topan Husodo dan aktivis Suara Pemuda Anti Korupsi (Speak) Ismi Damayanti berdiskusi tentang anak muda dan gerakan anti korupsi. Dia juga mendeklarasikan Gerakan Solidaritas Kaum Muda Melawan Korupsi (Sikap) sebagai organisasi sayap PSI yang mengajak anak-anak muda berjuang memerangi korupsi.
Perempuan yang baru dinobatkan sebagai Women of The Year 2017 oleh majalah HerWorld itu mantap menjadi caleg sebab ingin meneruskan perjuangan memberantas korupsi, terutama di lembaga DPR RI.
"Selama ini politik dan DPR sering dipersepsikan sebagai tempat yang kotor. Tetapi kalau kita merasa bahwa DPR bukan tempat yang bersih tetapi tidak pernah upaya orang-orang baik masuk ke DPR membawa semangat anti korupsi kapan DPR akan bersih sebagaimana yang diharapkan masyarakat," jelas Tsamara.
Baginya, politik merupakan alat yang bisa digunakan untuk beragam kebutuhan. Di tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, politik dipakai untuk korupsi. Namun, Tsamara juga mengingatkan bahwa di tangan orang-orang baik, politik bisa dipakai untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Saya ingin memastikan bahwa setiap sen uang masyarakat harus kembali ke masyarakat," tandas Tsamara yang masih menimba Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina.
Ketua Umum PSI Grace Natalie menyambut baik pendaftaran Tsamara sebagai caleg partainya. Dia mengaku salut dengan langkah Tsamara untuk masuk dalam sistem politik di saat anak-anak seusianya lebih memilih bersikap apolitis.
"Tsamara termasuk orang yang sadar politik dan memutuskan masuk sistem di usia yang sangat muda. Jadi, umur perjuangannya masih panjang sekali. Jika nanti terpilih di 2019, ia baru berusia 23 tahun. Banyak waktu yang ia miliki untuk memperjuangkan nilai anti korupsi di dunia politik," papar Grace.
Dia juga berharap langkah Tsamara akan menginspirasi jutaan anak muda Indonesia untuk masuk ke dunia politik.
"Saat melihat Tsamara saya melihat impian dan harapan revolusi politik di pundaknya. Semoga Tsamara membawa daya dongkrak untuk generasinya agar anak-anak muda mulai mempertimbangkan politik sebagai sebuah media perjuangan, juga sebagai sebuah opsi karier dengan idealisme seperti Tsamara," kata Grace.
Keputusan Tsamara untuk melaju ke Senayan pun diacungi jempol oleh Inayah Wahid, putri Presiden RI keempat Gus Dur.
"Semoga nanti jika terpilih, Tsamara bisa menjadi pembaharu, melakukan banyak hal yang belum pernah dilakukan di DPR. Serta tentunya membawa kebaikan untuk masyarakat Indonesia," katanya.
Pendaftaran menjadi caleg DPR RI sendiri baru tahap pertama yang harus dilalui Tsamara. Usai pendaftaran, dia masih harus mengikuti uji kompetensi oleh tim panelis yang terdiri dari berbagai tokoh nasional yang memiliki kredibilitas di bidang masing-masing, seperti mantan Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, mantan Komisioner Komnas Perempuan Neng Dara Afiah, dan lainnya.
[wah]