Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) kembali menggelar Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) 2017 dengan tema ‘Win-Wining ASEAN, Conquering Globalization’ di The Kasablanka Mall, Jakarta, akhir pekan lalu.
Disitu, ada Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan "Danny" Pomanto turut menjadi pembicara pada diskusi panel bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Wali Kota Bogor Bima Arya.
Dalam pemaparannya, Danny mengisahkan soal bagaimana partisipasi publik mengawali segala perkembangan Kota Makassar selama 3 tahun kepemimpinannya. Besarnya partisipasi publik tersebut kata dia mampu menjadikan Makassar bersaing di kancah nasional maupun internasional.
"Partisipasi publik menentukan keberhasilan program-program Kota Makassar," akunya.
Ditegaskannya lagi, partisipasi publik di Kota Makassar termasuk cukup tinggi. Hal itu terbukti dengan swadaya pengembangan Lorong Garden dan Badan Usaha Lorong.
"Serta bagaimana masyarakat diajak terlibat dalam pengambilan kebijakan strategis pemerintah serta aktifnya peran para Ketua RT RW LPM dan Penasihat Wali Kota," jelasnya.
CIFP sendiri merupakan festival diplomasi yang mempertemukan berbagai kalangan, seperti duta besar, diplomat, politisi, selebriti, pengusaha, tokoh masyarakat, kalangan militer, intelijen, peneliti, pakar, jurnalis, pengamat, dosen, serta mahasiswa.
Acara ini dibuka oleh pendiri FPCI, Dino Patti Djalal, Kishore Mahbubani dari Lee Kuan Yew School of Public Policy Singapura, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Khairy Jamaludin.
Dalam sambutannya, Dino Patti Djalal mengatakan ribuan peserta yang hadir menunjukkan semangat internasionalisme masyarakat Indonesia yang sangat tinggi.
"Dalam arti masyarakat ingin tahu mengenai dunia internasional dan ingin meraih yang terbaik dari dunia," jelas Dino.
"Konferensi ini merupakan ajang pertemuan akar rumput. Seluruh 6.500 peserta yang datang dari berbagai penjuru Indonesia adalah pencinta hubungan internasional,†tambahnya.
CIFP 2017 menggelar 18 sesi yang akan diisi oleh 80 pembicara dari dalam dan luar negeri, dengan berbagai topik yang diangkat, antara lain globalisasi, sentralitas ASEAN, poros maritim, Laut Cina Selatan, Rohingnya, Korea Utara, konflik Marawis, ISIS, perdagangan bebas, One Belt-One Road.
Adapun tema ‘Win-Wining ASEAN, Conquering Globalization’ diangkat sebagai peringatan 50 tahun berdirinya ASEAN serta globalisasi yang kini kembali mengguncang dunia internasional dan menjadi isu politik di dunia berkembang maupun di dunia barat.
[sam]