Berita

Barack Obama dan Joe Biden/net

Dunia

Trump Memperlemah Sekaligus Mendekatkan AS Pada Konflik Militer

SABTU, 14 OKTOBER 2017 | 07:42 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, lagi-lagi membuat kebijakan kontroversial yang memicu kecaman internasional dan dari dalam negerinya.

Trump secara resmi mengumumkan, pada Jumat kemarin, bahwa AS akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 sepenuhnya, jika Kongres dan sekutu AS tidak bekerja untuk mengatasi banyak kekurangan atas kesepakatan itu.

Trump mengatakan, ada beberapa pelanggaran terhadap kesepakatan tersebut. Trump menyebut Iran telah gagal memenuhi tujuan akhir kesepakatan 2015.


Padahal, Badan Energi Atom Internasional, para sekutu dan pemerintah AS sendiri sudah menyatakan bahwa pemerintahan Iran di Teheran telah mematuhi peraturan resmi tersebut.

Diberitakan CNN, keputusan Trump itu mendapat kecaman dari para mantan petinggi di era Barack Obama, masa ketika perjanjian itu dibangun.

Eks Wakil Presiden AS, Joe Biden, adalah salah satu dari beberapa mantan pejabat era Obama yang mengritik Trump atas kebijakan tersebut.

Pada halaman Facebook miliknya, Biden menjelaskan bahwa AS, Jerman, Perancis, Inggris, Rusia, dan China mencapai kesepakatan bersejarah dengan Iran pada dua tahun lalu, untuk memblokir laju Iran menuju pembangunan senjata nuklir.

"Kesepakatan itu sedang berjalan. Ini membuat Amerika Serikat dan sekutu kita, termasuk Israel, lebih aman," tulis Biden.

Biden tegaskan, adalah fakta bahwa Iran mematuhi perjanjian itu. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga mengatakan demikian. Sekutu AS di Eropa dan bahkan pemerintahan Trump sendiri telah dua kali menyatakan kepatuhan Iran.

"Jadi keputusan Presiden Trump hari ini merupakan ancaman yang tidak berdasar dan tidak perlu terhadap keamanan nasional Amerika, yang menyebabkan kerusakan permanen pada kepemimpinan global Amerika," tegas Biden.

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri era Obama, John Kerry, menyebut keputusan Trump telah menciptakan sebuah krisis internasional.

"Saya tidak dapat memberitahu Anda mengapa Presiden tidak mengetahui apa yang IAEA, sekutu kita, dan orang di kabinetnya sendiri semua tahu benar bahwa Iran telah sampai pada akhir kesepakatan nuklirnya, dan selama mereka terus melakukannya, kita dan sekutu kita jauh lebih aman," jelas Kerry dalam keterangan tertulis.

"Tapi, apapun alasannya, kenyataannya adalah dengan mengacaukan kesepakatan, Presiden melemahkan tangan kita, mengasingkan kita dari sekutu kita, memberdayakan kaum garis keras Iran, membuat lebih sulit untuk menyelesaikan krisis Korea Utara, dan risiko membuat kita lebih dekat dengan konflik militer," tambah Kerry.

Ben Rhodes, mantan penasihat keamanan nasional Obama yang ikut menyusun kesepakatan itu, bahkan memperingatkan bahwa risiko dari keputusan Trump adalah membawa AS ke dalam perang. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya