Berita

Budi Waseso/Net

Pertahanan

Sipir Terlibat Sindikat Narkoba Diusulkan Dihukum Gantung Saja

Buwas Dan Warganet Geram
KAMIS, 12 OKTOBER 2017 | 09:39 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Keterlibatan oknum sipir dalam peredaran narkoba membuat Bos Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso berang. Sak­ing kesalnya, dia ingin oknum sipir itu dihukum gantung atau dicincang.

 Pernyataan ini disampaikan Budi Waseso saat menggelar rilis pengungkapan empat kasus pere­daran narkoba di Kantor BNN, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur (10/10). Pria yang akrab disapa Buwas ini mengaku jengkel dengan sipir yang ikut peredaran narkoba.

"Mereka-mereka ini oknum penghianat profesi, institusi, bangsa dan negara. Sebenarnya hukumannya lebih berat dari pelaku. Di Malaysia pengguna hukuman gantung. Kalau penghianat, bukan gantung, tapi cincang," kata Budi Waseso.

Buwas pun mempertegas kalau perlu oknum lapas yang terlibat jaringan narkoba dicincang di de­pan umum. Bahkan, lanjut Buwas, oknum lapas yang terlibat perlu digantung seumur hidup dengan posisi kaki di atas, kepala di bawah.

"Kalau ada oknum yang terlibat cincang depan umum ya enggak apa-apa. Kalau perlu digantung seumur hidup kaki di atas kepala di bawah. Di pamerkan sehingga orang-orang kapok enggak ada coba-coba," ujar Buwas.

Pasalnya, menurut Buwas selama ini hukuman pemecatan tidak mem­buat oknum lapas kapok menjadi jaringan narkoba di dalam lapas. Buwas pun mengatakan bahwa ok­num lapas yang berani menghianati profesinya tidak perlu dibela.

Mantan Kabareskrim Polri ini juga kembali mengemukakan wacana untuk membuat lapas yang dijaga oleh binatang buaya. Wacana ini sebenarnya pernah dikemukakan Buwas beberapa waktu silam, karena menilai lemahnya pengawasan lapas di tangan manusia.

"Selama lapas dijaga manusia pasti bisa bermain oknum-oknum itu. Kalau yang jaga buaya kan engga mungkin bermain," jelas Budi Waseso.

Meskipun terdengar sadis, justru netizen banyak yang setuju dengan usulan dari bekas Kabareskrim tersebut. "Hukuman berat kalau umpama oknum itu dicincang di depan umum pasti akan semua takut, nggak apa-apa untuk kebaikan," kata akun @ekslo.

"Se7 pak Buwas, klo oknum lapas nusakambangan ceburin ke laut kidul, disisi lain brantas narko­ba oknum lapas cari untung dr narkoba, kurap!," tambah akun @ Budionotaslim1 kesal.

"Kasih ketumbar agak banyakan, mrica dikit, sm jahe jgn lpa biar sedep," canda akun @pandu_wicak­sono.

"Sy sngt setuju dgn aturan yg di ajukan pak buwas, karena sak­ing buwasnya hukuman petugas lapas yg selalu mnjdi biang keladi di damnya hrs mati," cuit akun @ prospek_m.

"Dr pada capek2 kejar tangkap nantinya bebas atau ringan huku­mannya mending langsung dor. Nggak ber tele2 korban sdh berjatu­han," kicau akun @joyful15.

"Waduh bakalan semua penjara se indonesia raya ga punya sipir," ledek akun @triink.

"Ini harus menjadi perhatian dari para oknum lapas kalau tidak mau bernasib seperti dibilang Pak Buwas," kata akun @Doni_Worabai.

Akun @Yudud_muhammad berpendapat, maraknya peredaran narkoba di dalam lapas karena mudahnya napi bisa mengguna­kan HP. "Selagi HP Masih Ada Di Dlm Lapas, Narkoba Tdk Akan Habis? Dan Yg Merental HP.Adalah Rata.2.Sipir Lapas, Mustahil Kl Kalapas Tdk Tau.yg KY gini," ungkapnya.

Namun akun @RickyNoval berharap jangan cuma oknum sipir aja yang perlu ditindak. "Trus kalo oknum bnn sendiri yg terlibat narko­ba enaknya diapain pak? Kulitin boleh?" tanyanya.

"Beri contoh dulu petugas bnn yg peras bandar agar dihukum berat baru kita percaya, kl gak ini hanya jadi retorika aja," tutur akun @ junaedy.b.

"Trus kalo oknum bnn sendiri yg terlibat narkoba enaknya diapain pak? Kulitin boleh?" tanya akun @ RikiNovald.

"Lebih sering ngancam daripada mbedilnya.. Lebih keras omongan­nya drpd letusan pistolnya," sindir akun @agung.sujaga

Ada juga warganet agak ragu den­gan ragu dengan hukuman penyik­saan yang akan dilakukan. "Waduh.. Pola pikirnya koq kacau sekali. Hukum mati ya hukum mati saja.. kl perlu bgt vonis lgs eksekusi. Bkn menyiksa dgn gantung terbalik," tutur akun @Rawit234234 men­jelaskan tentang hukuman mati.

"Duh ngeri amat pak kok dicin­cang..yg terlibat tdk.hanya oknum lapas lho.tapi aparat lain juga ada.." cuit akun @Anggrainicuet.

Anggota Komisi III DPR Didik Mukrianto mendukung usulan Buwas untuk perberat hukum oksum sipir terlibat peredaran narkoba.

"Saya memahami yang diungkap­kan Buwas adalah pesan yang men­dasar kepada kita semua bahwa anca­man bahaya narkoba semakin marak dan meningkat meskipun BNN, pe­merintah, beserta masyarakat tiada henti untuk memberantas kejahatan narkoba," ujar Didik.

Sekretaris Fraksi Partai Demokrat ini mengapresiasi Komjen Buwas yang akan menghukum mati oknum penjaga lapas yang terlibat dalam peredaran Narkoba. Didik pun men­dukung usul itu. "Saya sangat setuju pemberatan hukuman terhadap para aparat negara, termasuk hukuman mati apabila ada oknum yang ikut menjadi menjadi pengedar dan bandar narkoba," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo. Tjahjo sepakat atas usulan Budi Waseso dalam pem­berian hukuman berat kepada para oknum sipir. Menurutnya hukuman diberikan sesuai dengan koridor hu­kum yang berlaku. "Siapapun yang mengedarkan, saya, wartawan yang mengedarkan, maupun setiap warga negara asing di wilayah hukum Indonesia sudah merupakan masalah nasional," tegas Tjahjo. ***

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Diamnya 4 Institusi Negara Jadi Tanda Akun Fufufafa Milik Gibran

Minggu, 15 September 2024 | 08:14

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

KAHMI Kumpulan Intelektual Banci?

Sabtu, 14 September 2024 | 14:45

Prabowo Bisa Ajukan Penghentian Wapres Gibran Setelah 20 Oktober

Minggu, 15 September 2024 | 10:26

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

UPDATE

Bukan di Taiwan, Pager Bom Hizbullah Diproduksi di Eropa

Rabu, 18 September 2024 | 16:06

Prabowo Akan Pisahkan Kementerian PUPR, Nasdem Bandingkan dengan Obama

Rabu, 18 September 2024 | 15:53

Belum Tangkap Harun Masiku, Johanis Tanak: Personel KPK Tak Sebanyak Polri

Rabu, 18 September 2024 | 15:47

Meluncur Tahun Depan, Diduga Hyundai Ioniq 6 N Tertangkap Kamera Jalani Tes

Rabu, 18 September 2024 | 15:36

Soal Kabinet, Nasdem Ikut Apa Kata Prabowo

Rabu, 18 September 2024 | 15:36

Terdampak Gempa Bandung Raya, Kereta Cepat Whoosh Berhenti Sementara

Rabu, 18 September 2024 | 15:14

CEO US Steel Optimis Akuisisi Nippon Steel akan Berhasil

Rabu, 18 September 2024 | 15:13

Jaga Keamanan Anak dari Bahaya Instagram, Meta Luncurkan Fitur Teen Accounts

Rabu, 18 September 2024 | 14:58

Wall Street Mager, IHSG Terus Dekati 8.000

Rabu, 18 September 2024 | 14:56

Gregoria Seperti Ditampar Usai Kalah di Babak Awal Hong Kong dan China Open

Rabu, 18 September 2024 | 14:56

Selengkapnya