Berantas situs porno dan informasi hoaks, Kementrian KomuÂnikasi dan Informasi siap gelontorkan duit hingga Rp 200 miliar. Anggaran yang cukup fantastis itu nantinya akan digunakan unÂtuk membeli mesin sensor internet.
Pengadaan mesin sensor ini dilelang dan dimenangkan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI). Kominfo menargetkan pengoperaÂsian mesin sensor dimulai Januari 2018 mendatang.
"Pemasangannya paling lambat 31 Desember ini. Mulai beroperasi Januari 2018, sebelum itu tentu suÂdah ada uji coba," kata Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan di Gedung Kominfo, Jakarta, kemarin.
Mesin sensor internet ini dikabarÂkan mampu memblokir konten-konten pornografi dengan lebih cepat dan tepat. Pemerintah memÂprediksi 50 persen konten negatif bisa langsung diblokir ketika mesin dioperasikan nanti.
"Selama ini pelaporan konten negatif melalui situs
Trust Positif diproses secara manual. Laporan yang masuk sangat banyak tapi baru sedikit yang diproses. Kalau ada mesin nanti bisa dibuka semua (konten yang diadukan) dan dibaca sekaligus. Serba otimatis," ia menuturkan.
Para pegiat dunia sosial mengangÂgap pembelian mesin sensor itu hal yang mubazir. "Kemkominfo beli mesin sensor internet. Ribet amat sampe 211 milyar belinya. Pdhl cuÂkup dikasih konten positif aja kelar," cuit akun @perangkaiabjad.
"Jadi Kominfo mau beli mesin sensor internet seharga 200 miliar? Apa urgensi beli mesin sensor seharÂga itu kira-kira? Mau saring porno? lol," ujar akun @InsideErick.
"Sensor internet seharga 200 miliar' wtf is this i cant even," tutur akun @fajargrimmjaw.
"Sensor ato apapun namanya seharga 200 milyar itu klo chrome pake add on hotspot shield jg temÂbus," cuit akun @allamaf.
"Gunanya apa. Orang masih ada trik. Bisa ditembus. Lalu percuma dong uang negara yg dari pajak dibuang sia-sia, thx bye," sindir akun @jxlproject.
Akun @frhngfr mengaku pesimis bila mesin mahal tersebut cukup ampuh memberantas situs porno. "Selama masih ada vpn ato hotspot shield, 200 milyar bakal kebuang percuma," ledek akun @frhngfr.
"Temen saya yang ga lulus smp aja bisa kok aksen dan download. Malah dia yang ngajarin saya tentang VPN," ungkap akun @ihwan_ID.
"Terus kalo udah pake mesin senÂsor internet itu, semua konten bisa semua di berantas ga yak?" Tanya akun @indra_hutapea.
"Lebih Baik buat bangun fasiliÂtas, percuma kok basmi2 orang ada vpn," timpal akun @jimarexs. "kerjaan sia-sia. ibarat nguras air laut. gak bakal abis-abis. masalahÂnya lagi biaya buat nguras air lautÂnya, pake duit pajak rakyat," timp akun @kfahrurizal.
"Mending uangnya utk menseÂjahterakan kaum jomblo utk mencari pacar agar supaya mereka tidak meÂnyimpang ke jalur pornografi lol," usul akun @rifkimasmuri.
"Percuma kominfo beli sensor 200 milyar, duit segitu mending buat bantu akses internet di desa2," ujar akun @riannegrozt.
Menkominfo Rudiantara memÂbantah bila mesin sensor ini nantinya tidak ampuh memberantas konten porno. Pria yang akrab disapa Chief RA ini menjelaskan, mesin sensor akan mengetahui bahwa sebuah situs mengandung banyak konten pornografi.
Jadi tanpa harus menunggu lapoÂran masyarakat dapat langsung menyensor. "Apakah efektif? Tentu iya dong. Kan selama ini kita masih manual. Mengandalkan peranan masyarakat," katanya.
Menkominfo pun mengatakan mesin sensor internet ini tidak hanya meÂnangkal konten pornografi. Pihaknya akan menggunakan mesin itu untuk menghalau hoax yang bertebaran di dunia maya. "Semua yang melanggar UU ITE," tegas Menkominfo.
Akun @shahadah76 curiga, mesin sensor internet ini bakal digunakan untuk membungkam medsos yang kerap.mengkritik pemerintah. "Sensor buat brangus pengkritik penguasa.. ketidakadilan ketimpangan hukum akan terus terjadi!" cuitnya.
"Mesin sensor internet? Buat membungkam suara2 kritis sih pastiÂnya... Liat aja nanti..," kata akun @ BoengParno.
"Mesin sensor buat menangkal suara kritis dan meloloskan hoax2 kdustaan..," timpal akun @jackÂreachernocx
Semuel Abrijani membantah keÂcurigaan warganet. Dia menegasÂkan, mesin sensor yang diadakan Kominfo tidak memiliki spesifikasi
Deep Packet Inspection (DPI). "Ini bukan sistem yang digosipin seperti di luar-luar yang ada DPI, tidak. Kita tidak membeli sistem DPI," terang Semuel.
"Ini bukan
rocket science. Kita mau bikin mesin crawling content atau website. Dulu itu manual di mana orang-orang harus buka satu per satu website, sekarang jadi lebih cepat dan efektif," sebutnya.
Bila ada akun yang menyebarÂkan konten negatif, Kominfo akan segera memberi informasi kepada mereka agar menurunkan konten tersebut. "Menyangkut media sosial, kita akan koordinasi. Kalau ada yang melanggar perundang-undangan, contohnya ada di Facebook, kita kasih tahu Facebook untuk men-
take down, kalau tidak berarti mereka ikut serta," ungkapnya.
Akun @soleha_suharto mengaku pada prinsipnya setuju dengan pembelian mesin sensor internet. "Kalau memang bisa ya beli lah asal seÂmuanya jelas anggarannya dan pakai sebagaimana mestinya," katanya.
"Maaantap. Semoga konten2 inÂternet indonesia bisa lebih bermutu dan bermartabat," kicau akun @ mfaizal_arief.
"Mantap, klo bisa scanning konten porno bisa utk scanning konten kata SARA dan lainnya. mantappp pak menteri josss," ujar akun @ knownasfake. ***