Berita

Net

Hukum

Pemerintah Perlu Perketat Izin Kepemilikan Senjata Api

KAMIS, 05 OKTOBER 2017 | 05:18 WIB | LAPORAN:

Pemerintah diingatkan untuk terus memperketat pemberian izin kepemilikan senjata api. Menyusul tragedi penembakan massal di Las Vegas, Amerika Serikat yang menewaskan puluhan orang pada Senin waktu setempat (2/10).

"Kasus penembakan brutal di Las Vegas jadi momentum tepat pemerintah dalam hal pemberian izin kepemilikan senjata api kepada warganya," ujar peneliti bidang manajemen dan kebijakan publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Budi Sugandha Nazam dalam keterangannya, Kamis (5/10).

Menurutnya, saat ini memang pemerintah Indonesia tidak mengizinkan warga sipil atau institusi di luar TNI/Polri memiliki senjata api. Tetapi, balakangan sedang ramai pemberitaan adanya institusi di luar TNI/Polri akan mendatangkan senjata ilegal sebagaimana disebut panglima TNI.


"Kalau ini benar maka pemerintah harus bertindak cepat dan tegas untuk meredam serta mencegah hal itu terjadi. Karena kalau dibiarkan bisa saja kasus penyalahgunaan senjata oleh orang atau institusi tertentu seperti yang ada di Amerika nantinya terjadi juga di Indonesia," terang Budi.

Dia menuturkan, beberapa jam pasca kejadian penembakan brutal Las Vegas, isu tentang pengetatan kepemilikan senjata kembali mencuat, salah satunya disuarakan mantan calon presiden Hillary Clinton. Meski demikian, tidak sedikit pihak yang menentang ide pengetatan senjata. Bahkan, justru mengangkat isu bahwa pelaku adalah keturunan psikopat, dan masalah keamanan hotel yang lemah.

"Karena 10 senjata otomatis bisa lolos masuk kamar dan lainnya. Untuk ke depannya, pemerintah AS harus lebih berani memutuskan UU kepemilikan senjata ini. Jangan sampai keinginan pemerintah untuk mengakomodir hak warga untuk melindungi diri dari kriminalitas dan terorisme justru disalahgunakan untuk membunuh warga lain yang tidak berdosa," jelas Budi.

Ditambahkannya, dalam dua tahun terakhir minimal terjadi tiga kasus penembakan massal di AS. Pertama, tahun 2015 di Detroit kasus penembakan yang mengakibatkan satu korban meninggal dan melukai sembilan orang. Masih di tahun yang sama juga terjadi penembakan massal di Gereja South Caroline yang menewaskan sembilan oarng.

"Kasus Las Vegas ini sebagai kasus terakhir dengan korban meninggal 58 orang dan 515 korban luka-luka. Di mana semua itu dilakukan oleh orang lokal," imbuh Budi. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya