Berita

RMOL

Hukum

Gubernur Bengkulu Ngaku Tidak Kenal Penyuapnya

SELASA, 03 OKTOBER 2017 | 23:45 WIB

Gubernur Bengkulu non aktif Ridwan Mukti, duduk di persidangan untuk didengarkan kesaksian atas terdakwa Dirut PT Statika Mitra Sarana Jhoni Wijaya (Selasa, 3/10).

Terkait operasi tangkap tangan yang dilakukan Komisi Pemberasntasan Korupsi (KPK) terkait suap fee proyek pembangunan dan peningkatan jalan di Kabupaten Rejang Lebong.

Dalam persidangan, Ketua Majelis Hakim Admiral mempertanyakan kedekatan Ridwan Mukti dengan terdakwa Jhoni, namun hal tersebut dibantah oleh RM sapaan akrab gubernur non aktif tersebut. Dia menyatakan jika tidak sama sekali mengenal terdakwa.


"Apakah saudara saksi kenal saudara Jhoni dan tahu kasus Jhoni," tanya hakim.

"Saya tidak kenal Jhoni Wijaya dan tidak tahu kasus Jhoni Wijaya," jawab Ridwan.

Ridwan juga mengaku tidak pernah mengetahui adanya operasi tangkap tangan oleh KPK pada 20 Juni 2017 lalu di kediaman pribadinya.

"Saya tidak tahu ada OTT KPK di rumah pribadi saya karena saya saat itu sedang ada rapat. Pas saya tahu saat ajudan saya yang memberi tahu," terangnya.

Ia mengakui terkejut saat mendengar info dari ajudan bahwa istrinya Lily Martiani Maddari telah diamankan KPK ke Mapolda Bengkulu.

"Ibu dibawa KPK ada apa, saya kaget," ucap Ridwan, seperti dikutip Kantor Berita RMOLBengkulu.

"Setelah saya tahu bawa telah terjadi OTT dengan barang bukti Rp 1 miliar saya istighfar," ceritanya.

Selain itu, Ridwan Mukti juga mengungkapkan banyaknya praktik fee proyek kontraktor yang tidak benar di Bengkulu. Sehingga dirinya menginginkan proyek-proyek yang ada di Provinsi Bengkulu ini dikerjakan oleh kontraktor di luar tingkat nasional.

"Saya pernah menyampaikan kepada para kontraktor jangan main-main sama saya. Karena kontraktor Bengkulu berani-berani dan nakal, maka saya mewanti-wanti itu," tegas Ridwan di hadapan hakim.

Di tahun 2016, ada beberapa proyek yang menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan, namun kontraktor di Bengkulu banyak yang tidak mengembalikan.

"Seperti kejadian 2016 ada temuan BPK tapi kontraktor tidak mau mengembalikannya," sesal mantan bupati Musi Rawas Utara tersebut.

Jhoni Wijaya, dirut PT SMS yang memenangkan dua proyek pembangunan dan peningkatan jalan di Rejang Lebong yakni proyek pembangunan jalan TES-Muara Aman dengan nilai proyek Rp 37 miliar dan pembangunan atau peningkatan jalan Curuk Air Dingin dengan nilai Rp 16 miliar.

Dari kedua proyek itu, Ridwan dijanjikan komisi sebesar 10 persen per proyek atau sebesar Rp 4,7 miliar setelah dipotong pajak. Dari komitmen tersebut komisi diberikan kepada Ridwan melalui istrinya.

Dalam operasi tangkap tangan, KPK mengamankan uang senilai Rp 1 miliar dalam pecahan Rp 100 ribu di rumah pribadi Ridwan yang sebelumnya disimpan dalam brankas. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya