PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero Daerah Operasi (Daop) I Jakarta melakukan pembaruan sistem persinyalan kereta api jalur Manggarai sampai Jatinegara pada Sabtu (30/9). Pembaruan sistem ini untuk meningkatkan keandalan keselamatan perjalanan kereta api di ruas tersebut.
Senior Manager PT Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta Suprapto mengatakan, pada Sabtu (30/9) pukul 00:00 WIB s/d 04:00 WIB dilaksanakan perubahan (switch over) sistem persinyalan dari sistem SSI (solid state interlocking) yang sudah bertugas dari Tahun 1994 ke sistem persinyalan kyosan K5B buatan Jepang.
"Pergantian persinyalan ini sebelumnya sudah dilaksanaÂkan pada koridor lintas Stasiun Cakung hingga Stasiun Cikarang pada 7 Juni 2017. Sekarang diÂlakukan di lintas Stasiun JatinegÂara-Manggarai. Namun ke depan akan ada di lintas lainnya secara bertahap," kata Suprapto kepada Rakyat Merdeka.
Meski begitu, Suprapto memÂbantah kalau revitasilasi persÂinyalan ini merupakan langkah persiapan KAI Daop Idalam menghadapi musim penghujan. Menurutnya, pembaruan sistem persinyalan dan gangguan akibat curah hujan tidak saling berÂhubungan.
"Kalau di musim penghujan, gangguan bisanya lebih kepada faktor alam. Seperti sambaran petir yang mengganggu jaringan listrik dan persinyalan, ini faktor alam dan tidak bisa dihindari. Sementara pembaruan dilakukan untuk meningkatkan keandalan operasional," kata Suprapto.
Dijelaskan, sistem persinyalan merupakan salah satu komÂponen vital dalam suatu sistem perjalanan kereta api, sehingga usaha perawatan dan perganÂtian sistem persinyalan secara berkala sangatlah penting untuk dilakukan.
Dengan perubahan sistem persinyalan ini, KAI berharap bisa semakin meningkatkan keselamatan dan kelancaran perÂjalanan kereta api yang melintas di wilayah Stasiun Jatinegara- Stasiun Manggarai.
Suprapto mengatakan, banyak keunggulan dari penggunaan sistem persinyalan baru ini, misalnya menambah kelancaran perjalanan kereta api sekaligus dapat menambah beban kaÂpasitas lintas dan bisa semakin menjamin dalam segi keamanan alat-alat persinyalan yang penÂempatan modulnya bisa bersatu dalam suatu bangunan gedung.
"Di wilayah PT KAI Daop 1 Jakarta terdapat tujuh jenis sistem persinyalan, di antaranya: SSIWestinghouse Inggris, SSIAlsÂtom Australia, SSIGEC Alstom Prancis, VPI DBRI Inggris, MeÂkanik S&H, dan PLC Mc Allister (Vialis Belanda)," ujarnya.
Suprapto mengatakan, pengÂgunaan sistem persinyalan baru ini sudah harus segera dilakukan agar perjalanan kereta api di wilayah PT KAI Daop 1 Jakarta yang berjumlah total 1.229 per hari, bisa semakin lancar dan tepat waktu.
"Saat ini, ada 1.229 perjalanan kereta api ini terdiri dari 118 KA Jarak jauh /menengah, 28 KA lokal, 58 KA Barang, 945 perjalanan KRL dan direncanaÂkan 80 perjalanan bagi KA Bandara," tegasnya.
Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan mengatakan, selain membaruan persinyalan, KAI diminta juga meningkatkan antisipasi memasuki musim penghujan.
"Biasanya kerap terjadi gangÂguan akibat cuaca ekstrim. Ini harus disiapkan antisipasinya. Dengan antisipasi yang baik, gangguan bisa diminimalisir," kata Azas kepada
Rakyat Merdeka. Selama ini, gangguan persinyÂalan kerap dikeluhkan pengguna kereta api karena jadi faktor dominan keterlambatan perjalanÂan kereta, khususnya Kereta Rel Listrik (KRL)
commuter line. "Hampir sebagian besar keÂterlambatan perjalanan akibat gangguan persinyalan. Ini harus bisa diatasi KAI, apalagi jumlah pengguna commuter line terus meningkat, belum lagi ditamÂbah hadirnya kereta bandara. Jangan sampai, saat intensitas perjalanan tinggi, terjadi gangÂguan dan berdampak luas pada perjalan KRL, kereta jarak jauh, hingga kereta bandara," tegas Azas. ***