TERBERITAKAN bahwa puluhan cendekiawan dan rohaniawan Katolik Roma yang konservatif menganggap Sri Paus Fransiskus, menyebarkan ajaran sesat kepada umat.
Ulasan Teologis
Dalam siaran persnya, kubu konservatif menyatakan mewakili "sejumlah besar" kaum klerus dan umat awam yang "tidak memiliki kebebasan berbicara". Kubu konservatif menganggap Sri Paus mendukung "posisi-posisi sesat" tentang "pernikahan, moralitas, dan ekaristi". Kubu konservatif tersebut menyebut kritik mereka itu sebagai koreksi keluarga terhadap Sri Paus dari para putra dan putri spiritualnya.
"Hukum gereja sendiri mensyaratkan agar orang yang memiliki kompetensi tidak tinggal diam saat gembala Gereja menyesatkan kawanan dombanya," kata para sarjana dan rohaniwan Katolik konservatif yang menganggap Sri Paus menyebar ajaran sesat .
Ajaran SesatSecara khusus, surat tersebut menganggap Sri Paus Fransiskus telah mempromosikan tujuh "ajaran sesat." Mereka menganggap Paus telah menyebarkan ajaran sesat karena secara terbuka mengizinkan orang Katolik bercerai dan menikah lagi, serta mereka boleh komuni atau mengikuti perjamuan ekaristi.
Dalam ajaran dan tradisi Gereja Katolik, pernikahan adalah sakramen atau tanda keselamatan dari Allah bagi kehidupan dan karena itu dilarang bercerai kecuali oleh maut. Mereka menuduh Paus telah menerapkan "doktrin aneh tentang orang beriman," dan mendesak Paus untuk secara terbuka mengoreksi ajarannya itu.
Kembali Ke FitrahSaya pribadi bukan umat Katolik, bukan rohaniwan, bukan teolog maka saya tidak berhak menilai apalagi menghakimi anggapan bahwa Sri Paus Fransiskus menyebarkan ajaran sesat. Namun sebagai seorang insan awam yang berupaya menghayati ajaran-ajaran Yesus Kristus yang disampaikan melalui Alkitab, saya memberanikan diri menyimpulkan bahwa pada hakikatnya Sri Paus Fransiskus bukan menyebar ajaran sesat, namun sekadar ingin mengajak kita semua untuk kembali ke fitrah ajaran Yesus Kristus yang paling utama dan mendasar, yaitu kasih sayang.
Kasih sayangMohon dimaafkan apabila saya keliru, namun saya pribadi berpendapat bahwa sebenarnya Sri Paus Fransiskus sekadar mengajak kita semua untuk sejenak menghayati inti makna ajaran Yesus Kristus yang tersurat pada Alkitab: Yohannes 7 : 53 – B : 3 sd 11 yang berbunyi:
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu"
Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Adakah seorang yang menghukum engkau?"
Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan."
Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.". [***]
Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan