Berita

Gatot Nurmantyo/Net

Pertahanan

Panglima Gatot: Yang Tahu Ada Miskomunikasi Atau Enggak, Hanya Presiden Saya

RABU, 27 SEPTEMBER 2017 | 17:50 WIB | LAPORAN:

Penglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tak ambil pusing mengenai persepsi publik terkait pernyataannya menegai 5 ribu senjata yang akan dibeli kelompok institusi diluar militer-Polri. Menurut Gatot publik punya hak untuk membangun persepsinya masing-masing dalam menilai suatu kejadian, jika hal tersebut diperdebatkan maka sama saja memperdebatkan situasi offside dalam pertandingan sepak bola.

"Ibarat kita nonton sepakbola, penonton dari belakang lihat itu offside, kan yang samping bilang tidak. Masa saya harus marah sama dia" ujar Panglima TNI, Gatot Nurmantyo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (27/9).

Lebih lanjut Gatot tidak sependapat jika dirinya dinilai ada kesalahan dalam salah satu proses komunikasi mengenai jumlah senjata. Menurut Gatot, yang bisa menilai adanya kesalahan dalam proses komunikasi yakni pimpinan tertinggi yakni presiden.

Gatot menyanggah adanya miss komunikasi antara dirinya dan Menkopolhukam, Wiranto yang menyebut bahwa bukan 5 ribu tetapi 500 senjata api yang dibeli oleh BIN. Begitupula soal kabar bahwa ada ketidakharminisan diantara lembaga-lembaga negara terutama TNI dan Menkopolhukam. Gatot menilai semua lembaga berhubungan baik.

"Yang tahu ada miss komunikasi apa gak hanya presiden saya. Tapi saya sampaikan dalam satu negara ada aturan. Saya bilang menteri lihat dengan cara saya disebut miss komunikasi ya saya terima," ujarnya.

Sebelumnya, Menkopolhukam Wiranto menjelaskn, semua senjata yang dibeli itu untuk keperluan intelijen dan tidak dilakukan diam-diam. Menurutnya, pembelian senjata itu juga sudah dianggarkan dalam APBN. Selain itu, senjata tersebut juga bukan diimpor dari luar negeri sebagaimana disebutkan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

"Jadi itu 500 pucuk, untuk kepentingan intelijen. Pembuatannya di Pindad," tegas Wiranto dalam jumpa pers di Kantornya, Minggu (24/9).

Persoalan adanya 5 ribu senjata dibeli secara ilegal dilontarkan Gatot, dalam acara silaturahmi bersama Purnawirawan TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Jumat lalu (22/9), Gatot menyampaikan adanya institusi yang berencana mendatangkan 5.000 pucuk senjata secara ilegal ke Indonesia. Gatot memastikan bahwa pihaknya akan terus mengawasi institusi yang memesan 5 ribu senjata tersebut. [nes]

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

UPDATE

Rusia, China dan Iran Dituding Gunakan AI untuk Ganggu Pilpres AS

Jumat, 27 September 2024 | 09:54

Kejar Keuntungan, Toko Daring Kompak Naikkan Biaya Komisi

Jumat, 27 September 2024 | 09:41

Cuma Bangun Gedung, Jokowi Belum Pindahkan Ibu Kota ke IKN

Jumat, 27 September 2024 | 09:28

Karpet Persia, Eksotik dan Banyak Dikoleksi sebagai Investasi

Jumat, 27 September 2024 | 09:27

Satgas Impor Ilegal Bukan Penyelesaian, hanya Shock Therapy Saja

Jumat, 27 September 2024 | 09:14

Diduga Tidak Netral di PK Mardani Maming, KY Perlu Periksa Hakim Ansori

Jumat, 27 September 2024 | 09:09

Jelang Akhir Pekan Emas Antam Stagnan, Termurah Masih Dibanderol Rp780.500

Jumat, 27 September 2024 | 09:03

Zulhas: Rencana Pemindahan Pelabuhan Barang Impor Diputuskan Prabowo

Jumat, 27 September 2024 | 08:52

Komitmen Prabowo Lanjutkan Pondasi Ekonomi Jokowi, Beri Kepastian bagi Investor

Jumat, 27 September 2024 | 08:47

Prabowo-Gibran Bakal Tarik Utang Baru Rp775 Triliun di Awal Menjabat, Buat Apa?

Jumat, 27 September 2024 | 08:35

Selengkapnya