Berita

Politik

Kasus Aris Wahyudi, Harold Lasswell Sudah Mengingatkan Politikus Punya Penyakit Kejiwaan

SELASA, 26 SEPTEMBER 2017 | 10:14 WIB

Kasus pemilik situs Nikahsirri.com Aris Wahyudi yang menderita gangguan jiwa setelah kalah pada Pilkada Banyumas 2008 mengingatkan Prof. Hamdi Muluk terhadap ilmuan politik terkemuka asal Amerika Serikat, Harold Dwight Lasswell.

Menurutnya, penulis buku Psychopathology and Politics tersebut memang melihat politikus memiliki kecenderungan negatif, punya penyakit kejiwaan.

"Intinya orang yang ingin mendapatkan kekuasaan itu rakus, serakah. Dia melihat politik itu agak suram," kata pakar Psikologi Politik dari Universitas Indonesia, Prof. Hamdi Muluk, seperti diberitakan kantorberitapemilu.com. (Selasa, 26/9).


Mengutip Lasswell, dia menambahkan, di balik keinginan orang untuk masuk politik, berharap mendapatkan kompensasi. Karena orang tersebut mengalami krisis identitas, kebutuhan tidak tercukupi.

Karena itulah ingin mendapatkan kekuasaan. Kekuasaan dijadikan sarana untuk mendapatkan kekayaan dan wadah agar dipandang publik sebagai orang hebat. "Jadi ada kompensasi, yaitu untuk menutupi sakit jiwa," tandasnya.

Orang yang demikian, akan melakukan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan tersebut. Termasuk menghambur-hamburkan uang agar dipilih rakyat.

"Anda bayangkan orang seperti itu masuk ke politik. Dia akan jor-joran. Kalau kalah, bangkrut. Eksistensi diri terluka pula. Makanya aneh-aneh," sambungnya.

Meski demikian, masih kata Hamdi Muluk, apa yang disampaikan Lasswell, pakar yang juga mengenalkan isttilah Politics is Who Gets What, When, How tersebut tidak salah juga. Makanya perlu aturan yang sangat ketat.

"Karena bagi Lasswell, kalau bisa menjaga integritas, menahan gempuran, karena politik penuh intrik, dia (politikus) akan bisa sukses menjadi negawaran. Negawaran itu orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri, ingin mengabdi kepada masyarakat. Jadi ada fase dari politisi ke negarawan," tandasnya. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya