Berita

Nusantara

Pengungsi Gunung Agung Capai 1259 Jiwa Dan Terus Bertambah

KAMIS, 21 SEPTEMBER 2017 | 18:48 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pendataan pengungsi erupsi Gunung Agung, Kabupaten Karangasem Provinsi Bali, terus dilakukan. Jumlah pengungsi terus bergerak naik meskipun kepala daerah setempat belum memerintahkan secara resmi untuk mengungsi.

Data sementara dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, saat ini terdapat 1259 jiwa pengungsi.

Informasi ini disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, kepada wartawan, Kamis (21/9).


Jumlah pengungsi terus bertambah mengingat belum semua data dilaporkan ke Pusdalops BPBD Bali. Sutopo juga mengatakan, sebagian besar masyarakat mengungsi karena pengalaman masa lalu saat Gunung Agung meletus besar tahun 1963.

"Tanda-tanda yang mereka rasakan saat ini, yaitu gempa vulkanik yang sering terjadi saat ini, mirip dengan kejadian sebelum Gunung Agung meletus tahun 1963. Letusan saat itu berlangsung hampir selama setahun. Korban saat itu tercatat 1.148 orang meninggal dunia dan 296 orang luka," jelas Sutopo.

Sutopo akui tidak mudah untuk menangani pengungsi. Apalagi pengungsi dari erupsi gunungapi yang jumlahnya besar dan tidak diketahui pasti sampai kapan harus mengungsi karena sangat tergantung dari waktu letusan.

Saat ini sudah banyak tenda pengungsi didirikan. Namun, mengungsi di tenda sangat tidak nyaman karena panas dan tenda dapat roboh jika terjadi erupsi, seperti saat erupsi Gunung Merapi tahun 2010.

"Banjar atau balai desa adalah tempat pengungsian yang lebih nyaman. Begitu juga mengungsi di kerabat atau desa sekitarnya. BNPB telah menyarankan agar dicari desa-desa di sekitarnya yang aman dan bisa menampung pengungsi. Model ini dikenal sister village seperti yang banyak dikembangkan di sekitar Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta," katanya.

Saat ini, persiapan sarana dan prasarana terus dilakukan di pos pengungsian. Prioritas pengungsian adalah bagi kelompok rentan yaitu balita, ibu hamil, lansia dan disabilitas. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya