Berita

Bisnis

Jokowi Belum Tunjukkan Perekonomian Yang Pro Rakyat

KAMIS, 21 SEPTEMBER 2017 | 13:39 WIB | LAPORAN:

Kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden hingga saat ini masih memberikan harapan bagi rakyat Indonesia. Terpilihnya Jokowi dengan menggelorakan kembali pemikiran besar Bung Karno tentang Trisakti menjadi perekat historis pembangunan kembali Indonesia.

Salah satu dari Nawacita Jokowi yang sangat progresif adalah strategi membangun Indonesia dari desa dan dari pinggiran, pulau terluar Indonesia, yang di ikuti oleh politik anggaran yang tepat.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Rakyat Indonesia (Serindo) Jones Batara Manurung mengatakan, keseriusan Presiden Jokowi dalam melakukan penataan Anggaran Pendapatan dan Belanaja Negara (APBN) dan pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) tentu saja menimbulkan ketakutan yang sangat besar bagi pihak-pihak yang selama ini diuntungkan oleh kondisi politik pasca Orde Baru.


"Namun, sampai saat ini, Presiden Jokowi tidak menunjukkan adanya perekonomian yang pro rakyat,” ujarnya di Jakarta, Kamis (21/9).

Pelajaran penting dari kemenangan Jokowi, lanjut dia, adalah tentang keberadaan gerakan relawan sebagai kekuatan politik alternatif yang relatif independen dari partai politik.

Menurut Sekjen Relawan Duta Jokowi ini, organisasi relawan walaupun sangat longgar, berhasil menjadi pelopor dan penghubung bagi munculnya pemimpin politik alternatif dengan massa rakyat. Gerakan relawan "mungkin" dapat mengisi kekosongan kepemimpinan ideologi, politik dan organisasi gerakan kerakyatan dan kebangsaan.

"Untuk itu, Gerakan relawan perlu segera melakukan refleksi, kritik dan otokritik, serta melakukan konsolidasi gerakan rakyat melawan politik identitas memenangkan politik kerakyatan,” ujar Jones.

Bagi dia, gerakan relawan perlu segera menegaskan kembali dan mengkonsolidasikan ulang dukungan kepada pemerintahan Presiden Jokowi.

"Tentu saja dukungan itu bukan dukungan membabibuta. Dukungan dimaksud dalam hal ini memberikan koreksi dan masukan konstruktif agar pada dua (2) tahun terakhir kepemimpinan Jokowi bisa secara konsisten, teguh dalam menjalankan agenda strategis pembangunan Indonesia,” tuturnya.

Dapat dilihat, lanjut Direktur Eksekutif Nasional Rumah Tani Indonesia (RTI) ini, kesungguhan Presiden Jokowi yang konsisten menjalankan ajaran Trisakti diukur dari sejauh mana strategi dan kebijakan ekonomi Indonesia.

"Dalam prakteknya, kini malah semakin memperkuat kemandirian ekonomi Indonesia dari dominasi modal asing,” ujar Jones.

Dia menjelaskan, memenangkan politik kerakyatan pada kondisi terkini setidaknya harus memberikan ruang bagi para ekonom yang pro rakyat yang memahami pembacaan terhadap situasi yang ada. Memenangkan politik kerakyatan pada sisa periode Presiden Jokowi bukan sekedar memberi jalan pada periode kedua, namun lebih pada memenangkan politik kerakyatan ditunjukkan dengan membangun pondasi sistem ekonomi kerakyatan.

"Persoalannya adalah apakah tim ekonomi Presiden Jokowi pada saat ini dapat memenuhi ekspektasi upaya pembangunan kembali sistem ekonomi kerakyatan kita? Dalam jangka pendek, Presiden Jokowi harus menyusun kembali formasi tim ekonomi Kabinet Kerja, hal ini harus dilakukan dengan pertimbangan situasi ekonomi politik terkini. Hal terpenting dari penyusunan kembali tim ekonomi tersebut adalah upaya pembangunan kembali ekonomi kerakyatan kita,” ujar Jones.

Presiden Jokowi membutuhkan tim ekonomi yang beridentitas "profesional progresif" yang dapat memecahkan kebuntuan tata kelola ekonomi yang masih dikuasai segelintir kelompok dan dikelilingi para pemburu rente.

"Untuk itu Presiden Jokowi harus memiliki tim ekonomi yang profesional, berani dan tidak memiliki irisan kepentingan bisnis dengan potensi perekonomian kita,” pungkasnya. [sam]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya