Berita

Foto: Net

Dunia

Analis: Pidato Trump Hanya Membuat Korea Utara Melipatgandakan Kekuatan

RABU, 20 SEPTEMBER 2017 | 21:58 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pidato pertama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dicibir dunia. Kata-kata provokatifnya terhadap Korea Utara, di tengah ketegangan yang meningkat, hanya akan memperparah situasi keamanan di Semenanjung Korea.

Jika selama ini pemerintah Korea Utara terus mengatakan kepada rakyatnya bahwa AS ingin menghancurkan negara mereka, kini pernyataan itu didengar rakyat Korea Utara dari Presiden AS sendiri.

Para analis, dikutip The Washington Post, mengutuk ancaman Trump untuk "menghancurkan Korea Utara secara total." Yang lebih disayangkan, Trump tidak membedakan antara rezim pemerintah Korea Utara dengan 25 juta penduduk Korea Utara.


Peneliti dari Peterson Institute for International Economics, Marcus Noland, merasa yakin, rekaman pidato Trump itu akan diputar berulang kali oleh stasiun televisi Korea Utara.

Ia mengingatkan, sejak Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1953, pemerintah Korea Utara menggambarkan AS sebagai imperialis yang selalu memakai "kebijakan bermusuhan" untuk menghancurkan lagi Korea Utara. Pemerintah Korea Utara terus menghidupkan kenangan akan invasi AS yang menghancurkan 80 persen dari semua bangunan di utara semenanjung Korea dan membunuh 20 persen dari total rakyatnya.

"Rezim Kim berpendapat bahwa hanya senjata nuklir yang mampu melindungi negara dari ancaman eksistensial yang Korea Utara hadapi dari pasukan asing yang dipimpin oleh Amerika Serikat," kata Noland.

Sedangkan peneliti senior kawasan Korea di Pusat Studi Kebijakan Asia Tenggara Brookings Institution, Jung H. Pak, mengatakan, pernyataan provokatif Trump hanya akan memperkuat posisi bahwa AS memusuhi Korea Utara.

"Inilah yang sedang dibicarakan Korea Utara, dan Trump mengatakannya di TV di depan seluruh dunia," sindir Pak.

Ejekan Trump terhadap Kim Jong Un dengan menyebutnya sebagai "Rocket Man" juga dianggap tidak bijak. Apalagi, rakyat Korea Utara sangat mengkultuskan pemimpinnya. Segala kritik terhadap Kim Jong Un adalah hal terlarang bagi rakyatnya.

Jika kata-kata Trump itu ditujukan untuk menggertak Kim Jong Un dan memaksanya mundur dari pengembangan nuklir, hampir pasti yang terjadi adalah sebaliknya.

"Pidatonya bisa memberi Pyongyang sebuah alasan atau insentif untuk melipatgandakan pengembangan nuklir dan misilnya, yang berarti lebih banyak uji coba rudal," ujar peneliti pada Korean Peninsula Future Forum di Seoul, Duyeon Kim.

Sangat mungkin, Pyongyang akan mempercayai gertakan Trump itu dan bekerja lebih keras membangun senjata nuklirnya.

"Atau, mungkin Pyongyang tertawa dan tidak menanggapi dengan serius, yang juga merupakan masalah besar. Kita tidak tahu pasti," tambah Kim. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya