Berita

Foto/Net

Bisnis

Pengusaha Furnitur Lokal Ngarep Bantuan Modal

Keok Lawan Pabrikan Asing
RABU, 20 SEPTEMBER 2017 | 08:26 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Masuknya perusahaan asing beserta investornya pada indus­tri kayu dan mebel memukul telak pelaku usaha furnitur di Indonesia. Jika kondisi ini terus didiamkan industri kayu dan mebel lokal akan hancur.

Ketua Dewan Pengurus Daerah Jabodetabek Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Ade Firman mengatakan, masuknya inves­tor asing ke Tanah Air bukan membuat industri lokal maju tapi malah terpuruk. Pasalnya, mereka datang untuk mena­namkan modalnya ke industri furnitur besar khususnya untuk perusahaan-perusahaan dari luar negeri.

"Mereka investor datang ke Indonesia nggak mau gabung sama kita, mereka juga ikut bikin usaha sendiri," kata Ade kepada Rakyat Merdeka usai konferensi pers The Interna­tional Furniture Manufactur­ing Components Exhibition (IFMAC) dan Woodworking Machinery Exhibition (WOOD­MAC) di Bekasi, kemarin.


Kondisi ini, diakuinya, sudah berjalan dua tahun belakangan. Meski tidak menyebut angka pendapatan tapi secara kes­eluruhan di Indonesia HIMKI mencatat penurunan ini sudah mencapai 50 persen. "Di ber­bagai daerah sudah parah, ada yang dulu orang tidak punya lalu sukses jadi pengusaha besar mebel, sekarang jadi susah lagi. Ada itu," tuturnya.

Bisnis kerajinan kayu dan mebel yang didominasi oleh usaha kecil dan menengah (UKM) ini, belakangan jumlah­nya semakin berkurang. Banyak pelaku usaha yang gulung tikar karena tidak mampu bertahan. "Sudah berkurang sekitar 30 persen mungkin lebih. Ada ribuan pelaku usaha, dari 2000 sekitar 300 sudah tutup bang­krut," akunya.

Kondisi diperparah ketika pasar dalam negeri justru lebih memilih produk dari perusahaan asing. Saat ini, kebanyakan masyarakat khususnya generasi muda cend­erung memilih produk buatan perusahaan China karena faktor harga. "Saya pernah datang ke salah satu pusat perbelanjaan yang menjual khusus furnitur, saya beli meja sepaket cuma Rp 700 ribu kalau saya menjual se­gitu mana bisa," keluhnya.

Menurut dia, pemerintah perlu memberikan bantuan modal agar perusahaan dalam negeri bisa membeli mesin modern agar mampu menciptakan produk tak kalah cantik dengan harga bersaing. "Kita perlu bantuan modal untuk membeli mesin modern dan program pelatihan agar hasilnya juga sesuai dengan minat pasar karena keunggulan kita hari ini hanya dari desain saja," harapnya.

Wakil Ketua Umum HIM­KI, Abdul Sobur menegaskan, teknologi terbaik untuk furnitur akan meningkatkan kemam­puan pengusaha dalam negeri. Diharapkan pelaku usaha bisa dimudahkan mendapatkan akses permodalan agar mampu mem­beli mesin furnitur tercanggih.

"Untuk mesin itu penting, sep­erti mesin dari Eropa khususnya Jerman yang sudah diakui dunia dengan kemampuan digital bisa mempercepat juga untuk pabrik furnitur," jelas Sobur.

Dia mengatakan saat ini industri dalam negeri perlu meningkatkan tampilan desain agar bisa diserap pasar. Jika pasar lokal sudah menerima maka jumlah produksi juga akan meningkat. "Makanya di sini produsen produk akhir dalam negeri perlu berinvestasi dan implementasikan teknologi dunia pada system produksi mereka," katanya.

Sementara itu, General Man­ager PTWahana Kemala Niaga Makmur (Wakeni) Sofianto Widjaja menambahkan, akan menggelar pameran The Inter­national Furniture Manufactur­ing Components Exhibition (IFMAC) dan Woodworking Machinery Exhibition (WOOD­MAC) ke 6 pada 27-30 Septem­ber di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya