Berita

Foto/Net

Bisnis

Industri Masih Enggan Jual Produk Ramah Lingkungan

Hasil Survei Nielsen
RABU, 20 SEPTEMBER 2017 | 08:24 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Industri ritel dalam negeri dinilai masih enggan menjual produk-produk ramah ling­kungan. Sebab, ritel masih sedikit menyediakan produk-produk ramah lingkungan.

Hal tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan Nielsen Indonesia terkait 'Persepsi Ritel dan Konsumen Terhadap Konsumsi Berkelan­jutan' dari ritel baik lokal maupun nasional. Ritel dinilai masih senang menjual produk-produk yang biasa saja.

"Ritel mengetahui tentang produk ramah lingkungan, namun lebih fokus untuk menyediakan produk yang dianggap netral, yaitu produk yang dianggap legal namun belum tentu ramah lingkun­gan," ujar Consumer Insight Qualitatife Researcher Nielsen Indonesia Taufik di Jakarta, Senin (18/9).


Menurut dia, ritel masih cenderung menyediakan ba­rang yang lebih banyak dicari dan memberikan keuntun­gan. Bahkan, dalam menjual produknya disesuaikan den­gan banyaknya permintaan. "Jadi sesuai permintaan kon­sumen, ritel menjual produk ramah lingkungan yang memi­liki dampak langsung untuk konsumen, terutama dalam hal menghemat biaya, seperti lampu hemat energi," lanjut Taufik.

Director Consumer In­sight Nielsen Survei Hety Riatno mengatakan, secara umum produk ramah ling­kungan dianggap cenderung lebih berisiko mahal sehingga memiliki balik modal yang lama. Sesuai sifatnya yang organik, produk tersebut juga dianggap memiliki usia yang pendek dan diproduksi hanya dalam jumlah kecil.

"Perusahaan ritel masih ta­kut produk ramah lingkungan ini kurang menjual. Mereka juga belum memahami prak­tik bisnis berkelanjutan serta persepsi ritel mengenai risiko penjualan produk ramah ling­kungan," ujarnya.

Survei dilakukan terhadap empat ritel nasional dan 14 ritel lokal. Ritel yang dipilih pun ialah yang mendistribusi­kan produk berbahan baku minyak kelapa sawit, makanan laut dan kayu di dalam toko. Survei dilakukan mulai dari 26 Juni hingga 14 Juli 2017, dengan mempertimbangkan ritel yang telah beroperasi selama 8 tahun.

Nielsen dan WWF-Indo­nesia juga telah melakukan survei perihal minat pub­lik terhadap produk ramah lingkungan. Sebanyak 63 persen konsumen bersedia mengonsumsi produk ramah lingkungan, meski harganya terus melambung. "Hasil sur­vei persepsi menunjukkan pemahaman dan kesadaran konsumen Indonesia yang membaik mengenai konsumsi produk ramah lingkungan," lanjut Hety. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya