Mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn), Kivlan Zen, sempat berdebat keras dengan Pimpinan Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 1965, Kristian Erdianto Bejo Untung.
Yaitu, saat Kivlan mempertanyakan asal usul Bejo Untung karena begitu bersemangat dalam membela PKI.
Kivlan bertanya langsung dalam acara ILC PKI, Hantu atau Nyata? yang disiarkan
TVOne secara
live Selasa malam (19/9).
"Pak Untung orang PKI ya, paling tidak, Bapak IPPI ya, Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia," tanya Kivlan.
Untung membantah dia anggota PKI. Namun dia tidak menampik merupakan kader IPPI.
"IPPI itu
underbouw dari PKI," timpal Kivlan.
Dituding demikian, Bejo Untung kembali membantah. Dia menegaskan, IPPI adalah organisasi pelajar.
"IPPI itu underbouw PKI. Lawannya PII, lawannya saya. Saya 65 SMA," tegas Kivlan yang memang kader PII atau Pelajar Islam Indonesia ini.
Pada saat itu, sambung Kivlan, namanya termasuk dalam list PKI Medan untuk dihabisi.
Kivlan sendiri menantang para simpatisan PKI untuk buka-bukaan. Setelah itu, berdamai dan sama-sama menatap masa depan Indonesia.
"Buka saja. Apa dosa-dosa anda tahun 48, 65 dan apa dosa kita. Buka di atas meja. Lalu kita ishlah. Pandang ke depan, Indonesia bisa maju," tandasnya.
Di awal pembicaraan, Kivlan memang mengakui sempat mengira Bejo Untung adalah anak Letnan Kolonel Untung bin Syamsuri.
"Pak Bejo, yang namanya dulu perkiraan anaknya Untung, ternata bukan," akunya.
Karena di tempat yang sama, Bejo Untung sudah terlebih dahulu mengklarifikasi bahwa dirinya bukan anak Komandan Batalyon I Tjakrabirawa yang memimpin G30S/PKI tersebut
.[zul]