Presiden Joko Widodo harus menyusun kembali formasi tim ekonomi pada kabinet kerja dengan pertimbangan situasi ekonomi politik terkini.
Begitu dikatakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Serikat Rakyat Indonesia (Serindo), Jones Batara Manurung dalam surat elektronik yang diterima redaksi, Selasa (19/9).
"Hal terpenting dari penyusunan kembali tim ekonomi tersebut adalah upaya pembangunan kembali ekonomi kerakyatan kita," sambungnya.
Tim ekonom yang dibutuhkan Jokowi saat ini adalah yang beridentitas "profesional progresif". Mereka bisa memecahkan kebuntuan tata kelola ekonomi yang masih dikuasai segelintir kelompok dan dikelilingi para pemburu rente.
"Model ekonom seperti Rizal Ramli memiliki kapasitas dan keberanian dalam misi pembangunan kembali ekonomi kerakyatan Indonesia," jelasnya.
Rizal Ramli memang sudah pernah terlibat di Kabinet Kerja Presiden Jokowi, sayangnya Rizal Ramli keluar tanpa reserve dari Kabinet Kerja.
Jones menerangkan, karakter layaknya seorang aktifis progresif, yang suka "ngepret" membuat seorang Rizal Ramli harus digeser karena dianggap "mengganggu" kepentingan pihak tertentu.
"Rizal Ramli memang sudah pernah terlibat di Kabinet Kerja Presiden Jokowi, sayangnya Rizal Ramli keluar tanpa reserve dari Kabinet Kerja. Karakter layaknya seorang aktifis progresif, yang suka "ngepret" membuat seorang Rizal Ramli harus digeser karena dianggap "mengganggu" kepentingan pihak tertentu."
Jones menegaskan, dengan Tim Ekonomi yang berjiwa kerakyatan (profesional progresif) dapat menjadi stimulus bagi upaya penuntasan agenda Jokowi sebagaimana janjinya pada masa kampanye.
Tim ekonomi tersebut yang diharapkan dapat membuka jalan yang lebih mudah untuk periode kedua Jokowi.
"Tim Ekonomi profesional progresif ini memiliki tugas membangun kembali pondasi sistem ekonomi kerakyatan Indonesia untuk bisa menyingkirkan politik identitas dan memenangkan politik kerakyatan," tandasnya.
[sam]