Berita

Mohammad Monib/Net

Politik

Solidaritas Sempit Rusak Kebhinnekaan Bangsa

JUMAT, 15 SEPTEMBER 2017 | 15:30 WIB | LAPORAN:

Tragedi Rohingnya di Myanmar telah menyedot perhatian publik di Tanah Air.

Atas nama solidaritas, banyak masyarakat menunjukkan simpati dan empatinya untuk melakukan aksi turun jalan, rencana berangkat ke daerah konflik tersebut hingga upaya tidak produktif dengan menanamkan kebencian terhadap umat lain.

Direktur Eksekutif Indonesian Conference in Religion and Peace (ICRP), Muhammad Monib mengatakan bahwa solidaritas kemanusiaan merupakan cara efektif sebagai cara pandang dalam menyikapi konflik tanpa menimbulkan sekat ideologis dan identitas masyarakat yang dapat merusak kebhinekaan bangsa.


Solidaritas yang sempit justru akan membenturkan masyarakat dan menimbulkan persoalan baru di dalam negeri.

"Agama seakan menjadi bumbu penyedap saat kondisi masyarakat didominasi oleh sentimen agama. Rendahnya kualitas tabayyun, dan klarifikasi pemahaman terhadap masalah menyebabkan banyak golongan yang memperoleh keuntungan politik dengan menggunakan instrumen agama," ujar Muhammad Monib

Lebih lanjut pria kelahiran Bangkalan ini menegaskan bahwa setiap agama sebenarnya mempunyai potensi radikal, fanatik dan ekstrimis. Namun yang perlu diperhatikan bahwa tindakan individu tidak bisa mewakili ajaran agama dan pandangan mayoritas umat yang lain.

"Sebenarnya dalam kasus rohingya ini kita tidak perlu memusuhi umat-umat lain yang ada di Indonesia, karena kejadian ini bukan persoalan negara kita dan sangat berbahaya terhadap cara kita berbangsa yang majemuk. Jadi hal itu harus diwaspadai, masyarakat kita jangan mudah terpancing,” tegasnya.

Karenanya Monib mengajak masyarakat dalam mengekspresikan solidaritas harus mengedepankan nilai dan aksi kemanusiaan. Selain itu penting untuk mendorong keterlibatan pemerintah dan lembaga internasional seperti PBB, OKI, Negara ASEAN agar mengambil peran lebih terukur, lebih terlihat, dan lebih nyata dalam kerja diplomatik.

"Justru hal paling penting yang bisa dilakukan masyarakat adalah aksi nyata semisal bantuan riil terhadap muslim rohingya yang terdapat di penampungan. Rasanya tak akan selesai persoalan apabila hanya dengan pola-pola pendekatan, teriakan dan mengorbankan sentimen keagamaan," ujarnya mengakhiri.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya