Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Gadis Jepang Dan Kereta Api Jepang

KAMIS, 14 SEPTEMBER 2017 | 07:51 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

TERNYATA apa yang disebut sebagai medsos sebagai akronim media sosial bukan hanya menyebar berita fitnah keji belaka namun juga berita inspiratif yang menyentuh bahkan menggugah nurani.

Akhir-akhir ini tersebar di media sosial sebuah berita tentang seorang gadis Jepang dan kereta api Jepang (mohon maaf, saya ikut-ikutan mengelirukan diri dengan masih menggunakan istilah "kereta api" meski pada kenyataan sebenarnya adalah kereta listerik").

Rakyat


Sejak 2014, Jawatan Kereta Api Jepang mengoperasikan sebuah jalur kereta api hanya untuk seorang penumpang saja. Seorang gadis SMA berangkat ke sekolah dari stasiun Kami-Shirataki, di pulau paling utara Jepang, Hokkaido dan kereta api yang sama senantiasa membawanya pulang dari sekolah setiap hari.

Sang gadis merupakan satu-satunya penumpang kereta api tersebut namun JKA Jepang telah memutuskan untuk tetap mengoperasikan kereta sampai sang gadis lulus SMA, pada bulan Maret tahun depan.

Pihak manajemen bahkan selalu siap mengatur ulang jadwal kereta api demi menyesuaikan dengan perubahan jadwal sang gadis berangkat ke dan pulang dari sekolahnya. Masyarakat Jepang memberikan hormat setinggi-tingginya kepada pemerintah Jepang atas keputusan menjaga pendidikan sebagai prioritas utama. Seorang warga Jepang lewat medsos memberikan komentar: "Bagaimana mungkin saya tidak bersedia mati untuk negara seperti ini, dimana pemerintahnya bersedia melakukan lebih dari yang seharusnya, hanya untuk  seorang rakyat biasa seperti kau dan aku".

Pengabdian

Berita tersebut dapat dipertanyaakan akurasinya sebab stasiun Kami-Shirataki sudah ditutup pada bulan Maret tahun 2016. Meski pun demikian, saya tidak malu mengakui bahwa lubuk sanubari saya benar-benar tersentuh ketika menyimak berita tersebut.

Saya tidak peduli kisah itu hoax atau tidak, sebab yang penting adalah sifatnya tidak negatif apalagi destruktif menyebar kebencian, namun sekedar berkisah mengenai bagaimana seharusnya sebuah lembaga pelayanan masyarakat nyata berkarya.

Pemerintah bukan hanya sekedar main perintah terhadap rakyat namun benar-benar tulus mengabdikan diri kepada rakyat sebagai bukan obyek namun subyek pembangunan sebuah negara dan bangsa yang adil dan beradab.

Bagi saya kisah gadis Jepang dan kereta api Jepang itu merupakan suatu ungkapan "das Sollen" sebuah bangsa dan negara yang benar-benar tulus mengabdikan diri kepada rakyat.

Pancasila

Saya yakin bahwa pasti ada pula bahkan banyak kisah pengabdian pemerintah mau pun swasta Indonesia terhadap rakyat Indonesia yang dapat menggugah nurani kemanusiaan. Hanya saja belum tergali.

Maka melalui naskah sederhana yang dimuat atas budi baik RMOL ini, saya ajak segenap warga Indonesia untuk mulai menggali kisah pengabdian pemerintah terhadap rakyat serta mengirimkannya ke redaksi RMOL untuk dimuat di RMOL.

Mari kita bersama buktikan bahwa dalam ketulusan semangat pengabdian kepada rakyat, pemerintah dan warga Indonesia tidak kalah tulus ketimbang pemerintah dan warga bangsa mana pun, selaras dengan sukma adiluhur yang terkandung di dalam sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, bukan sekedar sebagai slogan hafalan apalagi bahan penyombong diri belaka namun sebagai kenyataan sikap, perilaku dan budi pekerti. [***]

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan dan penggagas gerakan Semangat Kebanggaan Nasional

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya