Berita

Keluarga Debora/RMOL

Nusantara

RS Mitra Keluarga Berbohong Soal Riwayat Sakit Debora

SENIN, 11 SEPTEMBER 2017 | 14:50 WIB | LAPORAN:

RMOL. Tim Advokasi orang tua dari Tiara Debora Simanjurang, Birgaldo Sinaga membantah pernyataan RS Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat yang menyatakan bahwa bayi Debora memiliki penyakit jantung bawaan dan keadaan gizi kurang baik.

"Informasi yang disampaikan RS itu tidak benar, mereka membuat opini supaya ibu korban yang disalahkan dalam hal ini," ujar Brigaldo saat melakukan mengaduan di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jalan Teuku Umar, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin, (11/09).

Brigaldo mengatakan, Debora sebelumnya dirawat di RS Cengkareng dan tidak ada pernyataan dari dokter di sana yang mengatakan demikian.


"Pernyataan RS Mitra yang menyatakan dengan gizi buruk. Kalau gizi buruk ditandai mata sayup, tidak aktif, kami punya rekaman adek Debora itu aktif lincah," ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya pihak RS juga mengatakan bahwa ibu korban menolak ke ruang Pedriatic Intensive Care Unit (PICU) lantaran kekurangan biaya, itu tidak benar.

Sementara itu ibu Debora, Henny Silalahi menceritakan bahwa anaknya sempat sakit pilek dan dibawa ke RS Cengkareng. Namun kondisi Debora tak kunjung membaik dan akhirnya dibawa ke RS Mitra Keluarga mengingat kondisinya yang semakin memburuk.

"Saya pilih RS Mitra Keluarga karena lokasinya dekat dengan rumah, makanya saya bawa dia ke sana," tuturnya.

Henny mengakui bahwa pihak RS Mitra Keluarga memberikan pertolongan terhadap Debora dan dokter menyatakan kondisi anaknya sudah membaik namun tidak sepenuhnya. Pihak dokter pun menyarankan untuk dilakukkan perawatan ke ruang PICU. Namun pihak administrasi RS menolak lantaran biaya yang disanggupi keluarga kurang.

"Saya mau bayar Rp 5 juta dulu namun pihak RS tidak bisa menerima itu. Mereka meminta Rp 11 juta untuk dilakukan perawatan ke ruang PICU, saya sudah sampaikan bahwa nanti siang saya bayar namun pihak RS tetap menolaknya," paparnya.

Henny menjelaskan, telah memohon kepada pihak RS namun tidak juga diindahkan. "Tak lama saya mendengar kabar kondisi anak saya kritis saya panik, ketika saya tanya kenapa bisa demikian pihak RS menjawab hal tersebut terjadi karena tidak dibawa segera keruang PICU," terangnya.

Sebelumnya, pihak RS Mitra Keluarga menolak permohonan dari ibu Debora. Kemudian, dari hasil pembicaraan dengan dokter, RS Mitra Keluarga menawarkan rujukan terhadap Debora ke RS yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), ibu Debora pun setuju. Dokter kemudian membuat surat rujukan dan pihak RS Mitra Keluarga mencoba menghubungi sejumlah RS mitra BPJS.

Setelah bersusah payah, keluarga akhirnya mendapatkan RS rujukan untuk Debora pada pukul 09.15 WIB. Dalam prosesnya kemudian dokter RS tersebut menghubungi dokter RS Mitra Keluarga yang menangani Debora untuk menanyakan kondisi Debora. Di tengah komunikasi itu, perawat yang mengawasi Debora melaporkan bahwa kondisi Debora tiba-tiba memburuk.

Dokter segera melakukan pertolongan kepada Debora. Setelah melakukan resusitasi jantung paru selama 20 menit, Debora akhirnya meninggal. Dokter mengatakan, Debora yang memiliki riwayat lahir premature memiliki riwayat penyakit jantung bawaan (PDA) dan keadaan gizi yang kurang baik. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya