Kementerian Perhubungan menjalin kerja sama operasi dengan PT Pelabuhan Indonesia/Pelindo III (Persero) dalam pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) di Pelabuhan Laut Kelas V Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) selama 30 tahun.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, penandatanganan Kesepakatan Bersama Pemanfaatan BMN antara Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas V Waingapu Direktorat JenÂderal Perhubungan Laut dengan Pelindo III sudah dilakukan.
Ia meminta Pelindo III memÂberikan peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa setelah Pelabuhan Waingapu ini dikerÂjasamakan pengoperasiannya.
Terlebih, pada akhir Tahun 2017 atau awal 2018 juga akan ada panen tebu dari lahan seluas 20 ribu hektare.
"Bersamaan dengan ini (panen) pemerintah berniat mengerjasamakan ini dengan Pelindo III. Kontrak pemanÂfaatannya selama 30 tahun. Dermaga akan kita perlebar, termasuk menambah peralatan seperti crane," ujarnya, di WainÂgapu, NTT, kemarin.
Ia menjelaskan, kesepakatan bersama ini juga sebagai dasar kesepakatan dalam pemanfaatan BMN pada fasilitas pelabuhan yang dibangun dengan mengguÂnakan APBN (Anggaran PendaÂpatan Belanja Negara).
Sehingga, ke depannya bisa meningkatkan kualitas, pemeÂliharaan bisa semakin efisien dengan adanya pemanfaatan BMN tersebut.
Dengan begitu diharapkan, pelayanan jasa kepelabuÂhanan kepada pemakai jasa di Pelabuhan Waingapu semakin membaik.
"APBN semakin ketat. Kita ingin APBN untuk daerah yang lebih jauh. Tapi, untuk wilayah strategis seperti Waingapu ini bisa diserahkan ke Pelindo III. Saya harap serah terima bisa dilakukan dalam satu bulan ini," katanya.
Menurutnya, dengan adanya peningkatan peralatan di pelabuÂhan juga bisa mempersingkat waktu sandar kapal saat bongkar muat barang.
"Kalau fasilitas peralatan meningkat, kapal lebih banyak lagi yang bersandar. Sekarang kalau tanpa alat kan waktu sandarnya lebih lagi dari satu sampai tiga hari, nanti cukup setengah hari atau enam jam saja," katanya.
Waktu Bongkar Lebih SingkatDi kesempatan yang sama, General Manager Pelindo III CaÂbang Tenau, Kupang, NTT yang juga membawahi Pelabuhan Waingapu, I Putu Sukadana menÂgakui, pengadaan atau peningÂkatan fasilitas seperti peralatan akan membuat waktu bongkar kapal menjadi lebih singkat.
"Makanya pengembangan pelabuhan ini kami lakukan bertahap. Tahun depan, kita ada projects pengadaan alat dan fasilitas gudang. Pengembangan dermaga baru dilakukan pada 2019. Kita manfaatkan dulu yang ada," katanya.
Rencananya, pengadaan alat tersebut membutuhkan investasi sebesar Rp 25 miliar. SedanÂgkan, investasi dermaga bisa mencapai 60 miliar.
"Total bisa Rp 80 miliar unÂtuk alat dan dermaga. Tapi, itu belum termasuk reklamasi kalau diperlukan, keseluruhan bisa sampai Rp 150 miliar. Dananya dari kas internal. Tapi reklamasi kita harus studi dulu, untuk cari topologi yang pas," jelasnya.
Ia menambahkan, pengemÂbangan dermaga dari 150 meter menjadi 180 meter dilakukan juga untuk mengantisipasi menÂingkatnya produksi industri gula yang ada di Waingapu.
Saat ini, kebanyakan yang diangkut merupakan barang peti kemas dengan kapasitas 350-500 Teus tiap bulan. Ada juga termiÂnal penumpang.
"Ke depan, potensinya untuk angkut tebu, ada pabrik gula. Dengan pengembangan dermaga ini kami harap kapal dengan DWT (Tonase bobot mati/
deadÂweight tonnage) 5.000 ton bisa masuk. Perluasan Ini kan antisiÂpasi untuk peningkatan kegiatan general kargo dan peti kemas. Sebulan harapannya bisa 1.000 Teus," tandasnya. ***