Industri waralaba di InÂdonesia tumbuh sangat pesat. Namun sayangnya, pelaku usaha waralaba lokal hanya bisa menÂjadi raja di negeri sendiri. Belum banyak pengusaha waralaba yang menjajaki pasar global. Oleh karena itu, pengusaha waralaba lokal di dorong untuk merantau ke pasar global.
Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita G. Supit mengatakan, mendorong industri waralaba untuk terus meningkatkan kualiÂtas produknya. Tidak hanya itu, kata Levita, industri waralaba juga harus berani bersaing di pasar yang lebih besar, bahkan global.
"Jangan jadi raja di kandang sendiri, kembangkan dan pergi ke luar negeri sehingga dapat menunjukkan bahwa anak InÂdonesia bisa berkarya," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, bisnis waralaba mengalami peningkatan yang cukup baik dengan mayoritas pelaku usaha dari kalangan generasi muda. Selain itu, era digitalisasi yang terus berkemÂbang tentu mendorong tumbuhÂnya sektor usaha baru yang tentu harus dapat dimanfaatkan secara cerdas oleh setiap pelaku usaha maupun calon pelaku usaha.
Ia mengatakan, syarat utama dari industri waralaba itu bisa bertahan di persaingan adalah bagaimana dukungan dari induk waralaba tersebut. Jika waralaba itu datang dari luar negeri sekaÂlipun, tanpa adanya
support dari
franchisor-nya maka tidak akan mampu bertahan lama.
"Itu semua tergantung dariÂpada support, control, traning dari
franchisor-nya sehingga ini bisa jadi pelajaran bagi kita bagaimana membuat bisnis kita survive," tuturnya.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan lndustri (Kadin) lndonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno mengatakan, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi bertumÂbuhnya bisnis waralaba. Sebab, jumlah penduduk di Tanah Air cukup besar bila dibandingkan dengan negara tetangga.
"Ekonomi Indonesia cukup besar, dengan demografi yang 250 juta orang tentu merupakan pasar besar," ungkapnya.
Selain itu, kebiasaan orang InÂdonesia yang suka belanja juga menjadi potensi besar tumbuhÂnya bisnis waralaba. "Indonesia adalah pasar yang sangat empuk. Orang Indonesia itu suka beli. Kalau enggak beli malu. Kalau nawar sungkan," kata dia.
Ia mengungkapkan, pertumÂbuhan bisnis waralaba dalam negeri akan memberi dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan mencetak entrepeneur atau pengusaha baru. SelanjutÂnya, hal ini akan menciptakan lapangan pekerjaan.
"Bisnis waralaba adalah semacam fast track menumÂbuhkan entrepreneur semakin banyak," ujarnya.
Ia berharap, industri waralaba dalam negeri harus terus diduÂkung dan diperkuat. "Kalau puÂnya keluarga yang mau berbisnis harus didukung. Kalau kita bisa dorong terus tentu sangat menÂdukung pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.
Kepala Badan Ekonomi KreÂatif (Bekraf) Triawan Munaf menyebutkan, selama ini bisnis waralaba telah memberikan konÂtribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto). Menurut Triawan, selama 2015, kontriÂbusi waralaba terhadap PDB sekitar Rp 852 triliun.
"Berkembangnya bisnis waralaba saat ini, memberikan peluang kepada bisnis waralaba untuk terus berkembang," ujarnya. ***