Berita

Vladimir Putin/net

Dunia

Putin: Korea Utara Tidak Bisa Ditakut-takuti

KAMIS, 07 SEPTEMBER 2017 | 16:37 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Presiden Rusia, Vladimir Putin, merasa optimis bahwa konflik di Semenanjung Korea tidak akan meningkat menjadi konflik skala besar yang melibatkan senjata nuklir.

Dia mengatakan itu pada hari ini, sebagai tuan rumah dalam Forum Ekonomi Timur yang diselenggarakan di Vladivostok. Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, hadir saat Putin menyatakan hal itu dalam sebuah sesi.

Putin memprediksi akal sehat akan berhasil meredakan situasi di Semenanjung Korea. Tapi, dia juga menyadari bahwa Korea Utara tidak akan mudah percaya dengan tawaran pembekuan program nuklir. Menurutnya, Korea Utara menganggap tawaran itu sama saja dengan "undangan ke pemakaman".


Nada pernyataan Putin itu terasa lebih optimis setelah sebelumnya ia memperingatkan bahwa ketegangan seputar program rudal Pyongyang dapat berubah menjadi "malapetaka global". Namun, setelah berhari-hari melakukan pembicaraan dengan para pemimpin dunia, Putin lebih optimis dan mengakui bahwa pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ingin meredakan ketegangan di sekitar Korea Utara.

"Semua pihak yang terlibat (dalam ketegangan ini) memiliki akal sehat dan pemahaman yang cukup tentang tanggung jawab mereka. Kita bisa memecahkan masalah ini melalui cara diplomatik," ujar Putin, kepada para delegasi yang hadir.

Tetapi tidak ada pernyataan Putin yang eksplisit menyatakan dukungan terhadap resolusi yang digagas Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB seperti embargo minyak ke Korea Utara atau membekukan aset pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Dalam catatan media, Putin dan para pejabat Rusia mengecam gagasan untuk memperketat sanksi terhadap Korea Utara dan tidak mau menghentikan ekspor bahan bakarnya ke Pyongyang.

Sebaliknya, Rusia bersama dengan China, menganjurkan AS dan Korea Selatan menghentikan latihan militer besar-besaran.

Putin juga percaya Pyongyang tidak akan mengakhiri program nuklir dan misil mereka karena menganggapnya sebagai satu-satunya cara untuk membela diri.

"Tidak mungkin untuk menakut-nakuti mereka (Korea Utara)," tegas Putin.

Menurut dia, meskipun dijanjikan tidak ada sanksi baru jika membekukan program senjata nuklirnya, Korea Utara percaya bahwa ada risiko yang lebih besar terhadap keamanannya sendiri melebihi manfaat ekonomi dari konsesi semacam itu.

"Kita mengatakan kepada mereka bahwa 'kami tidak akan menjatuhkan sanksi, Anda akan hidup lebih baik, Anda akan memiliki makanan enak di atas meja, Anda akan berpakaian lebih baik'. Tapi langkah selanjutnya, menurut mereka, adalah undangan ke pemakaman. Mereka tidak akan pernah setuju dengan ini," tutur Putin. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya