Berita

Dandhy Dwi Laksono/net

Politik

Mengapa Dandhy Dwi Laksono Dilaporkan Anak Buah Mega?

RABU, 06 SEPTEMBER 2017 | 20:47 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Seorang jurnalis yang peduli pada kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia, Dandhy Dwi Laksono, dilaporkan oleh organisasi sayap PDI Perjuangan ke polisi.

Dandhy dilaporkan karena tulisannya yang berjudul "Suu Kyi dan Megawati" di akun Facebook-nya.

Yang melaporkan Dandhy adalah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jawa Timur. Para pendukung Megawati Soekarnoputri melaporkan Dandhy karena menganggap artikelnya menyamakan Ketum PDIP itu dengan pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang disorot dunia karena pembiarannya terhadap pembantaian etnis Rohingya.


Laporan disampaikan ke Subdit Cyber Crime Polda Jatim, hari ini, dengan tuduhan bahwa Dandhy melakukan ujaran kebencian dan penghinaan terhadap Megawati.

Ketua DPD Repdem Jatim, Abdi Edison, dikutip dari sejumlah media nasional, menegaskan tidak terima atas opini yang diunggah Dandhy Dwi Laksono di akun Facebooknya pada 3 September 2017 itu, khususnya pada paragraf ke-32 dan paragraf 2 dari bawah.

Di awal tulisan tersebut, Dandhy menyinggung sikap Aung San Suu Kyi, sang peraih Nobel Perdamaian yang tadinya dipuji sebagai pahlawan demokrasi Myanmar tetapi bersikap abai terhadap pembantaian yang terjadi terhadap Rohingya ketika ia sudah berkuasa.

"Lalu apa hubungannya dengan Megawati? Dalam konteks dan detail yang berbeda, kita juga pernah punya pengalaman di mana ikon pejuang demokrasi yang pernah direpresi Orde Baru (dan puncaknya pada peristiwa 27 Juli 1996) tak selalu dapat diandalkan atau menjadi tumpuan harapan untuk menyelesaikan persoalan tanpa kekerasan," tulis Dandhy.

Dandhy menyebut, dulunya Mega terkesan sangat mencintai Aceh. Dalam pidato kemenangannya di Lenteng Agung, 29 Juli 1999, Mega berkampanye sambil berurai air mata menyebut rakyat Aceh, sambil berjanji tidak akan membiarkan setetes pun darah tumpah menyentuh Tanah Rencong jika memimpin Indonesia. Namun, justru di zaman Mega-lah terjadi operasi militer besar-besaran di Aceh setelah sebelumnya Presiden Gus Dur melakukan jalan damai dan budaya.

Begitu juga dengan nasib Papua. Di paragraf dua dari bawah, Dandhy menulis, "Tepat setelah Megawati kembali berkuasa lewat kemenangan PDIP dan terpilihnya Presiden Joko Widodo yang disebutnya sebagai "petugas partai" (sebagaimana Suu Kyi menegaskan kekuasaannya), jumlah penangkapan warga di Papua tembus 1.083 orang, mengalahkan statistik tertinggi di era Presiden SBY (2013) yang berjumlah 548 orang". [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya