Berita

Tentara Myanmar/Getty Images

Dunia

Militer Myanmar: 400 Orang Tewas Dalam 90 Bentrokan

SABTU, 02 SEPTEMBER 2017 | 06:52 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Militer Myanmar menyebut jumlah korban bentrokan antara pasukan keamanan dengan gerilyawan Rohingya telah mencapai 400 orang tewas sampai hari kemarin.

Komandan militer negara tersebut memuat data tersebut di halaman Facebook resmi militer. Angka tersebut meningkat tajam karena sebelumnya dilaporkan bahwa korban tewas mencapai lebih dari 100. Sebagian besar korban adalah gerilyawan, yang digambarkan Pemerintah Myanmar sebagai teroris.

Pernyataan tersebut juga mengungkap bahwa telah terjadi 90 bentrokan bersenjata, termasuk 30 kali serangan awal oleh gerilyawan pada 25 Agustus, yang membuat pertempuran lebih luas dari yang diumumkan sebelumnya.

Sementara itu, Kelompok Advokat untuk Rohingya mengatakan ratusan warga sipil Rohingya telah dibunuh oleh pasukan keamanan di negara mayoritas Buddha tersebut.

Menurut PBB, sekitar 38.000 orang Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga mereka, Bangladesh.

Direktur kelompok Arakan Project, Chris Lewa, mengatakan, sejauh ini laporan yang cukup kredibel menyebutkan sekitar 130 orang termasuk wanita dan anak-anak dibantai oleh militer Myanmar.

"Itu terjadi pada hari Minggu ketika tiba-tiba pasukan keamanan mengepung seluruh wilayah penduduk desa Rakhine. Sepertinya ini adalah pembantaian besar-besaran di Rathedaung," ujarnya, dikutip dari situs berita Independent.

Lingkaran kekerasan terbaru ini datang menyusul sebuah serangan oleh gerilyawan Rohingya di pos polisi di wilayah terpencil pada pekan lalu. Aksi itu memicu tindakan keras militer yang sangat brutal terhadap warga sipil Rohingya.

Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, mengatakan bahwa serangan "teroris" adalah dalam rangka melemahkan usaha mereka yang berusaha membangun perdamaian dan harmoni di negara bagian Rakhine.

Pemerintah Burma telah berulang kali menolak klaim bahwa Rohingya menghadapi genosida. Mereka mengabaikan bukti pelanggaran hak asasi manusia dan menuduhnya sebagai berita palsu dan "propaganda".

Sebagian besar dari sekitar 1 juta jiwa Rohingya tinggal di negara bagian Rakhine utara. Mereka menghadapi penganiayaan berat, sementara pemerintah Myanmar menolak untuk mengakui mereka sebagai minoritas etnis asli yang sah. Akhirnya, puluhan ribu dari mereka meninggalkan Myanmar tanpa kewarganegaraan dan hak-hak dasar.

Kelompok pemberontak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan minggu lalu, Arakan Rohingya Salvation Army, mengatakan bahwa mereka bertindak untuk melindungi komunitas Rohingya. [ald]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya