Berita

Susi Pudjiastuti/Net

Bisnis

Utamakan Solusi Dengan Kearifan Lokal

Menteri Susi Diminta Cari Alternatif
SELASA, 29 AGUSTUS 2017 | 08:20 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Segala sesuatu ada sisi baik dan sisi buruknya. Begitu juga kebijakan, selalu ada sisi positif dan sisi negatifnya, termasuk kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Selain berdampak positif, terbukti dengan hasil survei yang menempatkannya sebagai menteri dengan kinerja paling bagus; kebijakan-kebijakan Susi tak dapat dipungkiri mem­bawa dampak negatif, terutama bagi para nelayan yang merasa menjadi korban, terbukti den­gan aksi-aksi demonstrasi para nelayan di Jakarta dan sejum­lah daerah untuk menolak kebijakannya.

"Untuk itu, local wisdom (kearifan lokal) dan solusi alternatif perlu kita tawarkan kepada Ibu Susi agar dapat menjadi pertimbangan da­lam mengambil kebijakan-kebijakan selanjutnya," ung­kap Suhendra Hadi Kuntono, pendiri Asosiasi Pekerja Bawah Air Indonesia (APBAI), di Jakarta, kemarin.


Ia merujuk contoh local wis­dom nelayan Provinsi Maluku. "Sejak dulu ada tradisi adat yang dilakukan masyarakat Maluku, yakni 'sasi laut', atau menutup wilayah perairan ter­tentu pada waktu tertentu pula dan akan dibuka kembali sesuai 'titah negeri'," ujarnya.

Barangsiapa yang melang­gar, lanjut Suhendra, akan dikenai sanksi, apalagi sampai merusak ekosistem.

"Sasi laut" di zaman modern ini, jelas kata Ketua Umum Putra-putri Jawa Kelahiran Sumatera, Sulawesi dan Maluku (Puja Kessuma) ini, dikenal dengan istilah moratorium atau kawasan closed area (area tertutup).

Maluku yang dikelilingi tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan Potensial (WPP) 714 (Laut Banda), WPP 715 (Laut Seram) dan WPP 718 (Laut Arafura) memiliki biota laut yang sangat beragam.

"Sebab itu, sepantasnya Maluku dijadikan kawasan lumbung ikan nasional. Salah satu penopang sumber daya laut di Maluku yang masih les­tari ialah rata-rata nelayan lokal menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan seperti 'huhate', 'mini purse seine' dan hand line atau pancing tonda," jelas Ketua Kelompok Kerja Perancangan Formulasi Peraturan Daerah Nasional 2016 bentukan Kementerian Hukum dan HAM yang meru­pakan inisiatif Puja Kessuma menyikapi moratorium dari Presiden Joko Widodo, terkait ribuan perda bermasalah.

Suhendra pun menawarkan solusi alternatif terkait kebi­jakan-kebijakan Susi. Peraturan Menteri (Permen) No. 10 Tahun 2015 tentang Perpanjangan Masa Moratorium Eks-Kapal Asing, misalnya, solusi alter­natifnya adalah modernisa­si alat tangkap yang ramah lingkungan berbasis Code of Conduct Responsible Fisheries (CCRF); pengembangan indus­tri galangan kapal perikanan dalam negeri; pengecekan ulang jenis kapal dan alat tangkap di masing-masing WPP; dan pembentukan fo­rum koordinasi dan kebijakan masing-masing WPP.

Permen No. 57/2015 tentang Penghapusan Transhipment Muatan di Tengah Laut, solusi alternatifnya menurut Suhendra, yakni diberlakukan bagi kapal yang hasil tangkapan­nya langsung diekspor ke luar negeri; peningkatan jumlah observer (pemantau) di kapal-kapal perikanan agar dapat me­mantau aktivitas penangkapan ikan; dan pengawasan intensif, baik langsung di laut atau pun via satelit. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya