Berita

Foto/Net

Bisnis

HET Beras Bakal Tekan Harga Di Level Petani

Pemerintah Diminta Bantu Hadapi Serangan Hama Wereng
SENIN, 28 AGUSTUS 2017 | 08:31 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Penetapan harga eceran tertinggi (HET) beras bikin cemas petani. Karena, kebijakan tersebut dikhawatirkan ikut mempengaruhi harga penjualan di hulu.

 Koordinator Aliansi Petani Indonesia (API) Loji Nurhadi menilai, kebijakan penetapan HET beras rentan merugikan petani. Menurutnya, meskipun tujuan dari kebijakan tersebut menjaga stabilitas harga beras di hilir. Namun, diproyeksikan kebijakan tersebut akan mempengaruhi harga di tingkat hulu.

"Adanya acuan harga (HET) maka akan terjadi perubahan harga di hilir. Ini tentu akan mempengaruhi, harga di tingkat petani juga akan menyesuai­kan (turun-red)," proyeksi Loji kepada Rakyat Merdeka, pada akhir pekan.


Selain itu, Loji menilai, kebi­jakan HET belum mempertim­bangkan berbagai persoalan yang dihadapi petani. Dijelaskannya, petani menghadapi beban biaya produksi yang fluktuasi yang dipengaruhi harga pupuk, alat pertanian, benih, dan pergantian musim. Misalnya, produksi pada musim kemarau yang biasanya rendah.

"Biaya produksi musim ke­marau tinggi karena hasil panen rendah. Sementara dengan adanya HET, harga penjualan akan tetap saja. Artinya, petani akan menderita kerugian karena sulit menjual harga lebih tinggi," terangnya.

Loji meminta pemerintah lebih mengefektifkan program bantuan untuk petani, bila ngo­tot ingin tetap melaksanakan kebijakan HET beras. Jangan sampai petani paling terbebani kebijakan stabilitas pangan.

Sementara itu, Ketua Bidang Tanaman Pangan Kontak Tani dan Nelayan Andalan Indonesia Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Fajar Pamuji pasrah dengan keputusan pemerintah menetapkan HET beras. Meskipun diakuinya kebijakan terse­but masih jauh dari usulan yang diinginkan petani. "Kita terima karena sudah diputuskan, walau itu kalau dijalankan akan rentan merugikan petani," ungkapnya.

Dia memperkirakan, penetapan HET beras medium Rp 9.450 per kilogram (kg) dapat menekan harga Gabah Kering Panen (GKP) di petani menjadi Rp 4.725 per kg dari harga saat ini sekitar Rp 5.000 per kg.

Fajar mengatakan, penurunan harga gabah tersebut akan mempengaruhi kinerja petani. Apalagi, saat ini petani belum mampu menangani serangan hama wereng yang cukup masif. Selain itu, petani juga sedang menghadapi penurunan produk­tivitas. "Harga Gabah Kering mencapai Rp 5.000 per kilo karena kualitasnya bagus. Tapi sekarang mutu gabah sedang turun. Masalah ini harus menjadi perhatian dengan adanya HET," pintanya.

Seperti diketahui, Kemente­rian Perdagangan (Kemendag) menetapkan HET beras mulai 1 September. HET ditetapkan berdasarkan jenis beras dan zonasi. Untuk zona Jawa, Lampung, dan Sumatera, HET beras medium dipatok Rp 9.450 per kg dan jenis premium Rp 12.800 per kg.

Sementara, untuk Sumatera selain Lampung dan Sumatera Selatan, untuk jenis medium Rp 9.950 per kg, sedangkan premium Rp 13.300 per kg. Bali dan Nusa Tenggara Barat, beras medium Rp 9.450 per kg, dan jenis premium Rp 12.800 per kg. Nusa Tenggara Timur, jenis medium Rp 9.950 per kg dan premium Rp 13.300 per kg. Su­lawesi, jenis medium Rp 9.450 per kg, sedangkan premium Rp 12.800 per kg. Kalimantan, jenis medium Rp 9.950 per kg, dan premium Rp 13.300 per kg. Serta, Maluku dan Papua, jenis medium Rp 10.250 per kg sedangkan premium Rp 13.600 per kg.

Siap Evaluasi

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Tjahya Widayanti menegaskan siap mengevaluasi kebijakan HET beras jika dalam pelaksanaannya memberikan efek buruk. "HET beras bisa dievaluasi kapan saja. Jadi tidak harus menunggu enam bulan sekali seperti seperti minyak," katanya.

Soal kendala produkai pertanian, Tjahya menyerahkan masalah itu ke Kementerian Pertanian. "Soal produksi tanyanya ke Kemente­rian Pertanian," cetusnya.

Sementara itu, Menteri Per­tanian Andi Amran Sulaiman menjamin ketersediaan beras di Tanah Air. "Kalau ini (kebijakan HET) kita akan jaga. Insyaallah tidak ada lagi nanti gejolak harga yang biasa terjadi setiap Lebaran atau Tahun Baru. Sama-sama kita saksikan, kita nikmati bersama saat Ramadan tahun ini, harga beras terbaik selama 10 tahun terakhir. Kita harus jaga ini agar jauh lebih sempurna untuk Ramadan berikutnya," katanya.  ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya