Berita

Ilustrasi/Net

Politik

The Vortex Of Lies

MINGGU, 20 AGUSTUS 2017 | 13:00 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

SOSMED dipenuhi buzzer bayaran. Kerjaanya pelintir berita, distorsi fakta, bikin opini, framing, bunuh karakter, fitnah, sebar hoax dan meim. Gerakan mereka sesuai pesanan.

Masif, terus-terusan, konstan, brutal, mereka sebar pesan politik. Portal abal-abal berfungsi sebagai triger. Dishare second layer technical buzzer dengan puluhan ribu akun palsu. Targetnya: Android Users. Dari tukang ojek, emak-emak asbun, staf embassy sampe eksekutif muda berbakat (korupsi).

Their pattern sudah lama diketahui. Ryan Holiday mengakui itu dalam bukunya "Trust me I am lying, The confession of a media manipulator". Manipulasi media-sosial ini masi marak di Indonesia.


Jakarta's middle class society kecanduan berita hoax. Asal sensasional, keji, ambil sudut yang gampang. Asal bisa menjatuhkan kredibilitas Anies-Sandi dan Pa Prabowo, mereka pasti suka. Kerjaan mereka; cuma selingkuh at the gym. Asal ngomong, mereka suka berita yang katanya A1. Suplier berita copas ini bisa didaulat sebagai "Presiden FB", sekalipun katro.

Ahok jadi anti korupsi, berantas banjir, menggusur itu baik diterima target audience yang go-block. Mereka jadi participant atau freelance buzzer. Ikut-ikutan ngelike, ngeshare dan komenin opini fabrikatif.

Dekadensi moral dan intelijen terjadi. Sekularisasi peradaban merupakan target major. Islam hendak digusur. Alhasil, ada "muslim" pede pilih pemimpin kafir. Padahal itu jelas bertolak-belakang dengan Surah Al Maidah 51. Thus, melanggar aqidah. Masi percaya pemimpinnya bangun infrastruktur. Padahal nyata-nyata jembatan berusia dua tahun roboh di Kalsel. Postingan Jonru bisa kalah banyak dishare dari tulisan bocah plagiator AFI.

Semua itu bisa terjadi karena muslimnya diam. Membiarkan media sosial dikuasai minoritas sekuler-liberal bersuara nyaring. Minoritas modal dengkul.

Setiap muslim dan orang benar mesti ambil peran. Lawan para penghasut. Hancurkan the vortex of lies. Jadilah, Moslem Cyber Army dan Cyber Freedom Fighter.[***]


Penulis Merupakan Akitivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak)


Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya