Berita

RMOL

Dunia

Surat dari Pyongyang: Senjata Korea Utara Hak Bela Diri

SABTU, 19 AGUSTUS 2017 | 00:57 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Berbagai organisasi persahabatan dan solidaritas dengan rakyat Korea meminta Sekjen PBB Antonio Guterres untuk memulihkan nama baik PBB yang ditunggangi Amerika Serikat.

Permintaan itu disampaikan dalam sepucuk surat yang akan dikirimkan ke kantor Guterres di Markas PBB di New York, Amerika Serikat.

Draft surat tersebut disetujui dalam Pertemuan Solidaritas dengan Rakyat Korea di Istana Kebudayaan Rakyat, Pyongyang, Rabu (16/8).


Pertemuan dipimpin Ketua Solidaritas Korea dengan Rakyat Dunia, Kim Jong Suk, dan dihadiri delegasi dari puluhan  negara termasuk Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea, Teguh Santosa.

Di dalam surat disebutkan bahwa pepecahan di Semenanjung Korea adalah produk Perang Dingin di abad yang lalu dan diperburuk oleh intervensi kekuatan lain yang hanya mengedepankan kepentingan mereka di Semenanjung Korea.

"AS yang bertanggung jawab langsung atas perpecahan di Korea, menjawab tawaran yang disampaikan RRDK untuk menggantikan perjanjian gencatan senjata dengan perjanjian damai, dengan latihan militer yang melibatkan kekuatan persenjataan dalam ukuran besar," begitu antara lain tertulis dalam surat itu.

AS dan sekutunya, lanjut surat itu, telah menggunakan PBB untuk mendukung tindakan jahat mereka dengan mengisolasi Korea Utara.

Di dalam surat tersebut juga dikatakan bahwa peserta pertemuan memandang uji coba persenjataan Korea Utara adalah ekspresi pembelaan diri atas penempatan sistem persenjataan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Semenanjung Korea.

Peserta pertemuan juga menyebut sanksi yang diberikan Dewan Keamanan PBB untuk Korea Utara adalah agresi dan pelanggaran terhadap Piagam PBB.

"Sungguh kami sesalkan diskriminasi dan sanksi yang tidak manusiawi ini dilakukan atas nama PBB... Kami meminta Yang Mulia Sekjen PBB dan Sekretariat PBB untuk mencabut sanksi sesuai misi PBB menciptakan perdamaian dan keamanan serta pembangunan bersama umat manusia," demikian tutup surat itu. [wah]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya