Berita

Nusantara

Target 4 Juta Rumah Murah Sulit Terealisasi

SELASA, 15 AGUSTUS 2017 | 16:44 WIB | LAPORAN:

Rencana pemerintah membangun empat juta unit rumah murah hingga 2019 dinilai sulit terealisasi apabila pendekatan yang dilakukan tidak berubah. Program itu juga semakin berat dilaksanakan jika pemerintah tidak bisa mengendalikan harga tanah.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menjelaskan, tanpa ada kendali dan kontrol terhadap spekulan tanah membuat harga tanah semakin melambung tinggi. Selain membebani pengembang dan ujungnya menyulitkan konsumen kelas bawah. Belum lagi program rumah murah berbenturan dengan sejumlah proyek infrastruktur yang tengah dikebut maka dana yang disediakan makin terkikis.  

"Adanya pembangunan infrastruktur tanpa perencanaan wilayah yang jelas akan mendongrak nilai tanah. Dengan ini pemerintah harus memikirkan bagaimana pengendalian tanah bisa berjalan. Perlu dibentuk adanya pengendalian harga tanah agar semua bisa terealisasi," jelas Ali dalam keterangannya, Selasa (15/8).


Dia mengingatkan, dari sisi anggaran, pembangunan rumah murah semakin berat di tengah fokus pemerintah yang lebih menggeber program maritim dan didorongnya proyek infrastruktur. Terbukti, anggaran untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari semula dari Rp 9,7 triliun dipangkas menjadi Rp 3,1 triliun.

"Kami ingatkan betul bahwa saat ini dana tersebut tidak akan cukup dengan rencana pemerintah untuk membangun rumah murah," papar Ali.

Untuk itu, pemerintah perlu segera merealisasikan pembentukan bank tanah sebagai upaya menjamin kelangsungan program rumah murah. Kenaikan harga properti yang luar biasa menyisakan kekhawatiran bahwa laju kenaikan harga tanah membuat pasokan lahan untuk rumah rakyat semakin berkurang.

Di sisi lain, untuk melaksanakan public housing, sebaiknya pemerintah mengambil peran utama. Di mana, swasta bisa diberi peran, namun tidak dominan karena dikhawatirkan motif bisnis selalu diutamakan. Dalam meminimalkan backlog, pemerintah juga bisa melihat berbagai terobosan-terobosan inovatif di sektor properti. Ada banyak model teknologi baru yang bisa diadopsi, seperti rumah kayu dengan teknologi tinggi, tahan gempa, anti air, dan jauh lebih murah.

Artinya, solusi yang tepat dan memadai tidak hanya mencakup penyediaan sejumlah rumah berkualitas terjangkau, namun juga keberlanjutan jangka panjang dengan cara yang ramah lingkungan. Sistem bangunan yang menggunakan bahan bangunan kayu rekayasa tahan api dinilai dapat memenuhi kebutuhan perumahan yang terjangkau dengan cara yang ramah lingkungan, hemat biaya dan efisien," demikian Ali.  

Pemerinath melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan pembangunan sebanyak empat juta unit rumah murah hingga 2019 yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan anggaran Rp 72 triliun. Target itu ditetapkan dengan mengacu pesatnya progres pembangunan rumah murah hingga tahun ini. Program itu sekaligus juga untuk mengatasi backlog yang telah mencapai 11,6 juta rumah. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya