Pelaku usaha mengaku ketar ketir dengan kondisi pertumÂbuhan ekonomi yang stagnan. Apalagi ditambah daya beli yang jauh menurun.
Ketua Umum Asosiasi PenguÂsaha Indonesia (Apindo) HariÂyadi Sukamdani mengatakan, apa yang terjadi di Indonesia saat ini seperti anomali. KonÂdisi riil di Indonesia berbanding terbalik dengan indikator makro ekonomi yang saat ini sehat.
Hariyadi melihat, lesunya ekonomi dikarenakan lesunya daya beli masyarakat yang diÂpicu banyak hal. Dalam kondisi nyata saat ini biaya produksi yang dikeluarkan pengusaha tak seimbang dengan daya beli masyarakat. "Jadi saat ini pelaku usaha putar otak untuk melakuÂkan pergerakan pasar," ujarnya.
Untuk itu, dirinya meminta, peÂmerintah untuk tidak mengeluarkan kebijakan yang kontradiktif dari yang diperlukan pasar. KebiÂjakan pemerintah harus ditujukan untuk meningkatkan pasar dan daya beli masyarakat.
Ada beberapa hal yang memÂbuat kelas menengah menahan untuk tidak gencar belanja sehingga mengakibatkan ekonomi stagnan. Antara lain soal pajak dan isu intoleransi. "Mereka merasa tidak nyaman kalau konÂdisi mulai isu politik intoleransi, mulai kebijakan yang membuat mereka nggak bisa bergerak artinya rugi," katanya.
Parahnya lagi, kata dia, situasi kondisi politik Tanah Air akan makin menggeliat menjelang tahun politik. "Situasinya saat ini daya beli benar-benar ngedrop. Itu warning banget buat perÂtumbuhan ekonomi. Pemerintah harus segera mengambil kebiÂjakan tepat guna meningkatkan kembali daya beli masyarakat Indonesia," tegasnya.
Untuk kembali meningkatkan pertumbuhan, kata Hariyadi, pertama, mengurangi berbagai polemik yang dipublikasikan belakangan ini. Hal ini menjadiÂkan masyarakat dan kalangan usaha lebih berhati-hati dalam berbelanja.
Kedua, memberikan insentif kepada dunia usaha, terutama di sektor padat karya. Saat ini banyak pengusaha yang enggan investasi di industri padat karya dikarenakan tingginya upah minimum yang sudah ditetapkan.
Ketiga, Presiden harus memÂperingatkan kepada jajaran menÂteri untuk lebih menonjolkan optimisme pertumbuhan ekonomi, bukan justru berlomba-lomba mempublikasikan berbagai pencapaiannya. "Presiden sudah optimis, tapi yang di bawah itu seakan pada cari panggung, tapi yang terjadi malah menimbulkan kecemasan," tuturnya.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno menilai, program dan kebijakan yang dilakukan pemerintah saat ini sudah dalam jalur yang tepat. Jika langkah itu diikuti pemerintah daerah tingkat I dan II tentu hasilnya akan maksimal.
Menurutnya, semua upaya strategis yang dilakukan pemerintah bertujuan menciptakan akÂtivitas ekonomi yang kompetitif dan memberikan kemampuan pengusaha untuk lebih banyak dapat membuka lapangan pekerjaan. ***