Presiden Jokowi meminta para menteri untuk menjaga harga beras agar tetap stabil. Apalagi, sebentar lagi masuki musim kemarau.
Kemarin, Jokowi sempat meÂmanggil Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri PerÂdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Pertanian Amran SuÂlaiman, dan Dirut Bulog ke Istana Negara. Padahal, jadwal bekas Gubernur DKI itu sangat padat.
Darmin mengatakan, perÂtemuan tersebut membahas soal beras. Soalnya, sebentar lagi akan memasuki musim kemarau. "Ya soal beras, pasokan aman enggak," kata Darmin.
Menurut dia, Jokowi meminta agar tidak ada kenaikan harga beras. Sehingga tidak membeÂbani masyarakat, termasuk dari kelompok pangan lainnya sepÂerti cabe, bawang, daging sapi serta lainnya. "Intinya harganya jangan bergerak," katanya.
Presiden juga meminta ada pemantauan secara khusus. Acap kali panen seringkali produksinya kurang maksimal karena terganggu hama dan lainnya. "Karena banyak inÂformasi ada hama dan macam-macam. Ya kita pantau lah daÂlam satu bulan akan ketahuan," tuturnya.
Berdasarkan data sementara, Darmin meyakini, pasokan aman sampai beberapa bulan menÂdatang. Panen juga masih berÂlangsung. Darmin menuturkan, belum ada pembicaraan soal impor beras. "Oktober besok itu ada panen yang cukup besar. Sehingga kalau dari sini ke OkÂtober itu panen masih cukup," ujar Darmin.
Selain itu, kata dia, juga meÂnanyakan soal penyaluran Beras Sejahtera (rastra). Diharapkan tidak ada lagi keterlambatan yang besar pengaruhnya terÂhadap angka kemiskinan di Indonesia.
"Bulog mengatakan sanggup untuk melaksanakan penyaluÂran rastra. Jadi ya tidak ada hal yang luar biasa, Presiden hanya memastikan saja," katanya.
Direktur Utama Perum BuÂlog Djarot Kusumayakti meÂmastikanpasokan beras aman. Rata-rata beras yang diserap oleh Bulog yaitu 250-300 ribu ton per bulan. "Jadi intinya, posisi stok aman aman," katanya.
Menurut dia, bulog juga akan memperluas jaringan untuk peningkatan daya serap beras. Sehingga pasokan beras bisa terjaga dan menghindari lonjaÂkan harga yang biasanya terjadi jelang akhir tahun. "Biasanya kan menjelang Desember naik, nah untuk itu saya sudah siap," ujarnya.
Djarot memastikan kesiaÂpannya untuk melangsungkan operasi pasar bila nanti ada tanda-tanda kenaikan harga. Pihaknya juga terus melakukan operasi kecil untuk menstabilkan harga pangan.
Terkait dengan penyaluran rastra, Djarot mengatakan, paÂsokan berasnya aman dan siap disalurkan. "Minggu ini disuruh untuk dua bulan juga siap. Tidak ada masalah, secepat perintah itu juga kami bisa bergerak," pungkasnya.
Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengungkapkan, teÂlah menerima laporan beberapa penggilingan telah memasok beras untuk Bulog. "Beberapa penggilingan sudah mengirimÂkan untuk Bulog, tapi ada juga yang belum," ujar Sutarto.
Penggilingan yang belum memasok beras pada Bulog memiliki berbagai faktor. Salah satunya Sutarto menjelaskan bahwa terdapat kecenderungan untuk pemenuhan pasar sekitar terlebih dahulu. Setelah kebuÂtuhan beras bagi pasar sekitar penggilingan terpenuhi barulah penggilingan akan memberikan pasokan kepada Bulog.
Awas Bibit Palsu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta, agar BaÂlitbang Pertanian untuk terus melakukan pengawasan terhadap kualitas bibit dan benih.
"Kawal dengan baik, tidak boleh ada bibit benih palsu, janÂgan sampai salah, kawal dengan hati-hati karena akan menyesal selama lima tahun. Benih kita anggarkan Rp 5 triliun, kalau salah kita akan menyesal 5-7 tahun kedepan," katanya.
Menurut dia, pertanian itu ujung tombak negeri kita, meÂnyelesaikan kemiskinan. KetahÂanan pangan identik dengan ketÂahanan negara. "Rapuh pangan, ketahanan bangsa juga rapuh," imbuhnya. ***