Berita

Teatrikal Sakti ICW/RMOL

Hukum

Sakti ICW Desak Jokowi Bentuk TGPF Kasus Novel

RABU, 09 AGUSTUS 2017 | 13:54 WIB | LAPORAN:

Peserta Sekolah Anti Korupsi (Sakti) Indonesian Coruption Watch (ICW) menggelar aksi untuk menuntut penyelesaian kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (9/8).

Aksi dilakukan karena hingga 120 hari kasus itu terjadi, Polisi tidak mampu mengungkap pelaku penyiraman.

Peserta Sakti ICW melakukan teatrikal dalam aksi tersebut. Salah satu di antara mereka memakai topeng berwajah Novel dan duduk di kursi roda dengan tangan kanan seolah-olah diinfus.


Di belakangnya, nampak tiga laki-laki mengenakan topeng wajah Presiden Joko Widodo, Kapolri Tito Karnavian, dan wajah terduga pelaku yang beberapa waktu di rilis Polri.

"Novel tidak sendirian. Saat ini ada jutaan mata menyoroti kasus ini. Masyarakat di berbagai daerah sedang menunggu keseriusan pemerintah dan penegak hukum untuk menyelesaikan kasus ini," kata salah satu peserta SAKTI, Adi Nugroho saat berorasi.

Menurut Adi, kasus Novel merupakan contoh nyata dari serangan koruptor terhadap lembaga, organisasi, dan penegak hukum yang sedang mengusut kasus korupsi.

Tak hanya itu, lanjut Adi, masyarakat juga terus menunggu sikap Presiden Jokowi untuk mendorong dan memberikan batas waktu kepada polisi untuk mengusut kasus tersebut. SAKTI juga menuntut agar Presiden Jokowi segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk menuntaskan kasus Novel. Keberadaan TGPF dinilai penting, agar penyelidikan yang dilakukan bisa langsung di bawah presiden dan bisa diisi oleh gabungan penegak hukum serta masyarakat sipil.

"Ketidakseriusan, pembiaran, bahkan kesengajaan yang dilakukan pemerintah dan penegak hukum akan melahirkan kekecewaan dan kemarahan yang nantinya bisa menjadi perlawanan yang semakin kuat serta terorganisir," tambahnya.

Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal usai menjalankan solat subuh di masjid dekat rumahnya pada 11 April lalu. Sehari pasca serangan tersebut, Novel langsung dibawa ke rumah sakit mata di Singapura hingga hari ini.

Pada 31 Juli,  Polri merilis sketsa wajah terduga pelaku penyerangan Novel. Namun hingga saat ini pihak Polri belum memberikan informasi apa pun terkait perkembangan tersebut. [ian]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya