Pembangunan Pusat Grosir Tegalgubug Cirebon (PGTC) yang rencananya akan dibangun berdekatan dengan Pasar Sandang Tegalgubug telah menciderai rasa keadilan. Pasalnya eksistensi Pasar Sandang yang menjadi ikon di Kabupaten Cirebon akan terancam.
Begitu kata bakal calon Bupati Cirebon dari Partai Gerindra, H. Nasihin menyikapi aksi mahasiswa dan masyarakat yang menolak rencana pembangunan itu pada Selasa (8/8).
Menurutnya, aksi ini merupakan bentuk ekspresi kebebasan masyarakat dalam menyampaikan pendapat dan juga bentuk penyampaian aspirasi. Karena itu, semua pihak harus menyikapi aksi tersebut dengan pikiran terbuka dan jernih.
"Tidak perlu ditafsirkan ke hal-hal lain, seperti tuduhan bermotif politik. Masyarakat tak akan berunjuk rasa jika tidak ada sesuatu yang mengganggu keamanan dan kenyamaan dirinya," jelas pria yang akrab disapa Ang Ling itu.
Ang Ling menilai bahwa rencana ini telah melukai dan menyakiti hati masyarakat. Ini lantaran Pasar Sandang Tegalgubug merupakan pusat perdagangan tekstil yang tumbuh berkat inisiatif masyarakat setempat dalam mengembangkan ekonominya.
"Secara perlahan pasar ini kemudian menjadi besar dan menjadi pusat grosir perdagangan tekstil dan pakaian jadi. Pemerintah justru harus bersyukur dan berterima kasih atas kreativitas masyarakat tersebut dan kemudian melindungi mereka dan membina mereka agar makin tumbuh besar dengan beragam fasilitas dan bantuan lainnya," urainya.
Atas alasan tersebut juga, Ang Ling meminta agar rencana pembangunan itu dihentikan dan tidak diteruskan. Prinsipnya, setiap upaya pengembangan sentra-sentra ekonomi yang modern tidak boleh mematikan sentra-sentra ekonomi rakyat.
"Hadirnya mal-mal besar bukanlah simbol kemajuan. Karena yang utama adalah bagaimana menciptakan pemerataan ekonomi dan kemakmuran bersama, bukan kemakmuran dan kemajuan orang seorang," tegasnya.
[ian]