Berita

Bisnis

Selama Jadi Kabulog Harga Stabil Tak Pernah Impor, Ini Resep Rizal Ramli

RABU, 09 AGUSTUS 2017 | 03:50 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Ekonom senior Dr. Rizal Ramli tidak hanya berteori bagaimana cara mengendalikan harga beras. Dia sudah melakukannya selama menjadi Kepala Bulog pada era Pemerintahan Abdurrahman Wahid.

Saat Rizal menjadi Kepala Bulog periode 2000-2001, tidak ada kenaikan harga beras. Harga beras stabil, karena dia melakukan dua hal.

"(Pertama), kami mencoba cari data yang benar-benar betul," tegasnya saat berbicara dalam acara ILC dengan tema "Maknyuss Menuai Kasus" yang disiarkan TVOne secara live Selasa malam.

Dia mengatakan Pejabat Bulog selalu ingin melakukan impor. Dengan alasan untuk menutupi kekurangan atau persediaan, katanya, padahal maksud impor sebenarnya adalah untuk mendapatkan komisi.

Sementara Kementerian Pertanian, ujar Rizal, selalu mengatakan produksi beras naik terus. Sehingga persediaan cukup.

"Nah data yang sebenarnya, itu ada di tengah. Bulog juga nggak benar, (Kementerian) Pertanian juga nggak benar. Kami temukan pada waktu kami, cukup memang, tidak perlu impor sama sekali. Jadi dua tahun itu tidak ada impor sama sekali pada waktu itu oleh negara. Setelah kami (tidak jadi Kabulog lagi) ada keinginan (pengganti) mau cari uang secara politik. Ya impor lagi," bebernya.

Kedua, sambungnya, dia terus memantau dan langsung mengendalikan harga beras. Fluktuasi harga terus diupdate.

"Sederhana, misalnya kami kumpulkan data setiap siang dari 10 pasar induk. Itu berapa transaksi, berapa harganya. Sore masuk lagi. Kita bisa lihat kemudian," ungkap Rizal yang pada saat Pemerintahan Gus Dur juga menjabat sebagai Menko Perekonomian.

Kalau harga beras naik 50 perak, stafnya ketika itu memberi tanda kuning. Kalau naik 100 perak, diberi merah.

"Lalu kita telepon. (Misalnya) Surabaya ada apa nih, kok bisa merah naik 100. Ooh ini pak, ada yang main. Ya udah, banjirin 50 ribu ton tiga minggu biar selesai. Akhirnya, ya selesai," bebernya.

Dia mengingatkan, Kepala Bulog itu harus harus menganggap mengendalikan harga beras seperti Bank Indonesia mengendailikan pasar valas.

"Saya mohon maaf, ini terjadi beberapa waktu lalu harga naik terus selama 6 minggu, berminggu-minggu pejabat Bulog kagak tahu, menteri kagak tahu, 2-3 tahun yang lalu. Padahal rakyat sudah mengeluh. Baguslah media laporkan rakyat mengeluh karena tidak mengendalikan beras seperti mengendalikan valuta," tandasnya. [zul]

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

UPDATE

Pramono Anung: Jakarta Butuh Pemimpin Pekerja Keras, Bukan Tukang Tebar Pesona

Minggu, 29 September 2024 | 02:07

Jupiter Aerobatic Team Bikin Heboh Pengunjung Semarak Dirgantara 2024

Minggu, 29 September 2024 | 01:53

Pertemuan Prabowo-Megawati Bisa Menguatkan Demokrasi

Minggu, 29 September 2024 | 01:19

Kapolri Lantik Sejumlah Kapolda Sekaligus Kukuhkan 2 Jabatan

Minggu, 29 September 2024 | 00:57

Gen X, Milenial, hingga Gen Z Bikin Komunitas BRO RK Menangkan Ridwan Kamil

Minggu, 29 September 2024 | 00:39

Kecam Pembubaran Paksa Diskusi, Setara Institute: Ruang Sipil Terancam!

Minggu, 29 September 2024 | 00:17

Megawati Nonton “Si Manis Jembatan Merah" Ditemani Hasto dan Prananda

Sabtu, 28 September 2024 | 23:55

Andrew Andika Ditangkap Bersama 5 Temannya

Sabtu, 28 September 2024 | 23:35

Aksi Memukau TNI AU di Semarak Dirgantara 2024

Sabtu, 28 September 2024 | 23:19

Gara-gara Topan, Peternak di Thailand Terpaksa Bunuh 125 Buaya

Sabtu, 28 September 2024 | 23:15

Selengkapnya