Dato Pangeran Husni Thamrin/Dok
Tokoh agama yang juga aktif dalam gerakan pendidikan dan kebudayaan di Sumatera Selatan, Dato Pangeran Husni Thamrin akhirnya resmi memimpin Jamiatul Washliyah Palembang setelah dilantik, Sabtu (5/8) kemarin oleh pimpinan wilaya, H. Amran Arifin.
Pimpinan Yayasan Malaya yang memiliki keahlian dalam dunia psikologi dan juga menyandang gelar master hukum dan doktoral ini kerap menghidupkan kegiatan melayu-sriwijaya yang bernafaskan Islam. Di antaranya sambut tuah bulan ramadhan, pesantren melayu dan menjadi inisiator terbentuknya Multiversitas di kawasan budaya di Indonesia.
Program Husni ini mendapat apresiasi dari pemerintah, diantaranya adalah dari Megawati Soekarnoputri pada peringatan Hari Aksara, Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dalam program anak korban asap (karhutla), Jenderal (Purn) TNI Luhut Panjaitan saat menjadi menkopolhukam, dalam peringatan "Hari Bumi" bersama Sekretaris Menteri Pariwisata, Ukus Kuswara.
Menurut budayawan Taufik Rahzen, Husni Tamrin adalah "Solidarity Maker" dalam pengabdiannya di kemanusiaan yang telah melintasi identitas lokal.
"Saya menyaksikan kiprah Husni tidak saja di kawasan melayu, tapi sampai ke Tiongkok, India dan Benua Eropa," tutur Taufik.
Walaupun merupakan bangsawan utama dari keraton Palembang, tambah Taufik, dalam keseharian Husni lebih mirip dengan figur seorang guru.
"Seakan menyaksikan, seorang HOS Tjokroaminoto dalam tubuh bangsawan melayu." ujar penulis almanak Indonesia ini.
Sebagai informasi, Al Washliyah merupakan organisasi masyarakat Islam yang berdiri 30 November 1930 di Kota Medan, Sumatera Utara. Ormas Islam ini memiliki 1036 lembaga pendidikan, 14 panti yatim piatu dan sembilan universitas di seluruh Indonesia.
Lebih detail Husni Thamrin menjelaskan, berdirinya Aljamiatul Washliyah bertujuan mengajak seluruh warga untuk lebih menjaga aqidah dan akhlaq mulai dari anak-anak kecil pada tingkat sekolah yang paling bawah sampai dewasa.
Disamping untuk menjaga silaturahim semua golongan dan lapisan masyarakat, membangun dakwah melalui lembaga pendidikan berlandaskan agama Islam, melakukan kegiatan amal sosial dengan memberi santunan kepada anak-anak yatim piatu di panti asuhan.
Kemudian juga bertujuan mengajak masyarakat dan pemerintah lebih banyak menghidupkan majelis-majelis pengajian di masjid-masjid di kota Palembang.
"Sebagaimana ormas Islam lainnya seperti NU, Muhammadiyah, Persis yaitu berpaham ahki sunah wal jamaah dan bermazhab Imam Syafei," urainya.
Diharapkan Al Washliyah bisa menjadi alternatif bagi umat dalam memilih kendaraan untuk berdakwah juga benteng dari serangan dan berkembangnya paham radikalisme yang sedang marak tumbuh akhir-akhir ini.
:Paham radikal tersebut sudah masuk di sekolah sekolah. Sangat berpotensi memecah belah Islam dan negara. Sehingga fokus Semua Gerakan al washliyah adalah untuk pendidikan, dakwah dan sosial. Semua untuk kemaslahatan umat dan negara," terang Husni Thamrin.
[wid]