Berita

Foto/Net

Hukum

Inilah Alasan Bandar Narkoba Rela Mati Saat Bereaksi Di Indonesia

SABTU, 05 AGUSTUS 2017 | 11:30 WIB | LAPORAN:

. Ekspansi pasar asal Tiongkok (China) tidak hanya merambah produk sehari-hari. Tapi juga distribusi narkotika jenis sabu. Indonesia menjadi salah satu target pasar yang menjanjikan.

"Harga sabu di China hanya Rp 60 juta per kilogram. Begitu masuk ke Indonesia, melonjak jadi Rp 1,5 miliar per kilogram. Hampir 30 kali lipat kenaikannya," kata Kasubdit III Dittipid Narkoba Bareskrim Mabes Polri Kombes Pol. Hendrik Marpaung kepada Kantor Berita RMOL, Sabtu (5/8).

Harga pasar yang menggiurkan tersebut membuat sejumlah bandar menghalalkan segala cara untuk memasarkan sabu. Khususnya ke Indonesia.


"Makanya banyak bandar yang rela mati, demi edarkan sabu," ungkap perwira menengah yang segera menjabat Direktur Resnarkoba Polda Sumatera Utara itu.

Menurut Hendrik, proses distribus sabu dari Tiongkok ke Indobesia tidak dilakukan secara langsung. Jaringan yang kerap dikendalikan oleh Warga Negara Asing (WNA) asal Taiwan itu, membeli sabu pada produsen di Tiongkok. Setelah itu, barang tersebut dikirim ke Indonesia melalui Malaysia.

"Konsumen di Indonesia dinilai banyak. Sehingga wajar Indonesia menjadi target bisnis narkoba yang menjanjikan," papar mantan Kabid Propam Polda Bengkulu itu.

Selain itu, perekrutan kurir asal Indonesia sangat mudah. Setelah menemukan kurir, kemudian diberikan uang, lalu transaksi langsung berjalan.

Kemudian, faktor geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau, menjadi pintu masuk jaringan narkotika internasional. Sehingga mereka menggunakan "jalur-jalur tikus."

Namun, tidak sedikit juga yang masuk melalui pelabuhan resmi dengan berbagai modus kemasan. Tujuannya, untuk mengelabui petugas bea cukai, Badan Narkotika Negara (BNN), dan petugas lainnya.

"Makanya kita kerjasama dengan BNN, Bea Cukai untuk memutus jaringan tersebut. Termasuk laporan dari masyarakat," demikian Hendrik.

Beberapa kasus narkotika jaringan internasional diketahui menyuplai barang bukti dari produsen di Tiongkok. Pengungkapan upaya penyelundupan serbuk haram itu pun gencar dilakukan polisi dan instansi terkait lainnya, akhir-akhir ini.

Termasuk penangkapan komplotan adal Taiwan yang berupaya menyelundupkan satu ton sabu asal Tiongkok beberapa waktu lalu. Salah satu pengendali dari komplotan itu ditembak mati karena berupaya melawan petigas saat hendak diamankan. [rus]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya