Berita

Natalius Pigai (kanan)/RMOL

Jaya Suprana

Keteladanan Natalius Pigai

SENIN, 31 JULI 2017 | 10:57 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

MALAM hari 29 Juli 2017  di Ballroom Hotel Aryaduta Jakarta, Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai, menerima anugerah Democracy Award dari Kantor Berita Politik Rakyat Merdeka Online.

Penghina

Dalam orasi sambutan atas anugerah yang diberikan kepada dirinya, sang putera terbaik Papua menyatakan dirinya sangat berterima kasih atas anugerah penghargaan dari RMOL sebab sudah terbiasa menerima hujatan, cemooh bahkan penghinaan.

Natalius mengaku telah mengidentifikasi banyak orang yang menghina dia lewat medsos. Antara lain ada tokoh Islam yang menyamakan wajah Natalius Pigai dengan seekor hewan. Melalui Twitter, Natalius sempat mengungkap komentar: "Di negeri ini para pemimpin mencari kesalahan saya, masyarakatnya mencari kelemahan fisik. Hitam, jelek, pendek, muka setan, anjing, babi, bahkan monyet. Tuhan ampunilah mereka karena tidak tahu apa yang mereka perbuat".

Natalius mengaku telah mengidentifikasi banyak orang yang menghina dia lewat medsos. Antara lain ada tokoh Islam yang menyamakan wajah Natalius Pigai dengan seekor hewan. Melalui Twitter, Natalius sempat mengungkap komentar: "Di negeri ini para pemimpin mencari kesalahan saya, masyarakatnya mencari kelemahan fisik. Hitam, jelek, pendek, muka setan, anjing, babi, bahkan monyet. Tuhan ampunilah mereka karena tidak tahu apa yang mereka perbuat".

Namun ketika kelompok sang pencemooh melapor kasus pelanggaran hak asasi manusia terhadap mereka ke Komnas HAM, justru Natalius Piagai adalah insan pertama yang menerima laporan bahkan siap membela pihak pelapor di gugus terdepan.
 
287
Bahkan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai mendukung aksi massa yang menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) nomor 2 tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Dia berorasi di depan peserta aksi.

Pigai menilai Perppu 2/2017 dapat membelenggu kebebasan masyarakat seperti terjadi di era orde baru. Pandangan itu disampaikan Pigai saat berorasi di tengah aksi 287 yang dilakukan di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Jumat 28 Juli 2017. Menurut Pigai, Perppu Ormas harus dilawan karena membatasi kebebasan dan hak warga untuk berserikat. Orasi Pigai disambut hangat ribuan massa aksi 287. Mereka serempak berseru 'Lawan!' seusai Pigai berorasi. Pigai memandang kondisi saat ini tak jauh berbeda dengan keadaan pada era orde baru karena banyak kriminalisasi dilakukan terhadap beberapa aktivis atau individu yang diduga melakukan tindakan makar.

Hak Asasi

Saya pribadi menghargai kekesatriaan sikap dan perilaku Natalius Pigai dalam menghadapi badai hujatan yang ditimpakan dirinya tanpa dendam dan benci. Saya menghormati sikap dan perilaku keperwiraan Natalius Pigai yang terbukti berada di gugus terdepan demi maju tak gentar membela pihak yang merasa hak asasinya dilanggar padahal pihak yang dibela kebetulan adalah pihak yang pernah menghina Natalius Pigai.

Menurut pendapat saya, Natalius Pigai adalah seorang Nasrani sejati yang benar-benar secara mendarah-daging bukan saja menghayati namun bahkan juga nyata berupaya mewujudkan ajaran kasih-sayang Yesus Kristus menjadi kenyataan sikap dan perilaku. 

Teladan
Maka sepenuhnya saya mendukung keputusan Kantor Berita Politik RMOL untuk menganugerahkan penghargaan Democracy Award kepada Natalius Pigai yang memang telah meneladankan sikap dan perilaku selaras, serasi dan sesuai dengan inti sukma makna apa yang disebut sebagai demokrasi.

Alangkah indahnya demokrasi di persada Nusantara tercinta ini apabila setiap insan warga Indonesia mau dan mampu bersikap dan berperilaku demokratis sejati yang mau dan mampu membedakan yang benar dengan yang tidak benar, seperti yang telah secara tulus diteladankan oleh Natalius Pigai.[***]


Penulis adalah Pembelajar Makna Demokrasi

 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya