Masih banyak rumah yang tidak layak huni di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat (Sumbar), mendorong Lisda Rawdha merealisasikan program bedah rumah.
Bahkan, Ketua Tim Penggerak PKK Pemkab Pessel itu, menargetkan 1000 rumah untuk dibedah hingga akhir tahun 2017.
"100 (bedah rumah) sudah terealisasi. Targetnya 1000 rumah. Sekarang sudah 800-an rumah dalam tahap pembedahan. Pembangunan besar-besaran di bulan September sampai Desember," terang Lisda usai acara Malam Budaya Manusia Bintang 2017 Kantor Berita Politik RMOL di Hotel Aryaduta, Sabtu (29/7) malam.
Berkat program tersebut, Lisda diganjar penghargaan "Golden Personality". Salah satu nominasi penghargaan di acara Malam Budaya Manusia Bintang 2017. Khususnya, penghargaan terhadap individu yang dipandang melakukan pekerjaan besar melewati kapasitas dan ruang tanggung jawab mereka.
Istri bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni itu mengaku, dirinya sempat dicemooh sejumlah pihak yang mengatakan bedah rumah sebagai pembodohan. Termasuk suaminya sendiri yang ikut pesimis program tersebut akan berjalan lancar.
Namun, mantan pramugari Garuda Indonesia itu tidak patah arang. Proposal demi proposal ia ajukan untuk mendukung finansial program yang dicanangkannya. Bahkan, sebuah yayasan Islam asal Amerika Serikat pun bersedia mendonasikan bantuan untuk program bedah rumah itu.
"Saya ajukan bantuan untuk membedah 200 rumah. Dengan nominal Rp 15 juta per rumah. Artinya ada sekira Rp 3 miliar dana yang dibutuhkan. Yayasan asal Amerika survei. Alhamdulillah, malah dikasih Rp 6 miliar," bebernya.
Menurut Lisda, ada 6.300 lebih rumah yang termasuk kategori tidak layak huni. Agar program tersebut transparan, lanjutnya, saat ini sedang disiapkan website khusus program bedah rumah.
"Supaya lebih transparan dan semua orang bisa ikut membantu," pungkas Ketua Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Sumbar itu.
Selain Lisda, ada enam tokoh lainnya peraih penghargaan serupa di acara Malam Budaya Manusia Bintang 2017. Antara lain, pengusaha kemandirian rakyat, Sukur H Nababan, Kepala RSPAD, Mayjen TNI Terawan Agus Putranto, Ketua Kwarcab Pramuka Kota Bandung, Yossi Irianto, dua aktivis anti narkoba dari Binjai, Sumatera Utara, Wak Ong, dan Lury Elza dari Sumatera Selatan, serta pianis tunanetra muda berbakat, Ade Irawan.
Tak hanya Golden Personality Award, dalam acara ini, Kantor Berita Politik RMOL juga memberikan memberikan tiga kategori penghargaan lain, yaitu Lifetime Achievement Award, Democracy Award, dan Golden Community Award.
Dua seniman dan budayawan nasional, Jaya Suprana dan Titiek Puspa mendapatkan anugerah tertinggi Lifetime Achievement.
Untuk Golden Community Award, diberikan kepada kepada kelompok peneliti Kampung IT yang dipimpin Tris Prayogo Muslim yang menciptakan sepatu untuk kaum tunanetra. Serta kepada Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang beberapa waktu lalu melakukan penelitian di situs megalitukum Gunung Padang di Cianjur yang dikomandoi Andi Arief.
Sedangkan Democracy Award diberikan kepada sembilan individu. Antara lain Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang; Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi; Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai; Dirjen Otda Kemendagri, Soemarsono, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno; Sekda Pemprov Jawa Barat Iwa Karniwa; Walikota Makassar, Danny Pomanto, Pengelola Statuter AJB Bumiputera, Adhie Massardi; dan Tokoh muda Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
[wid]