Amien Rais dan Zulkifli Hasan/Net
Meski senior dan pendiri PAN, Amien Rais tunduk juga kepada yuniornya, Zulkifli Hasan. Zul melarang Amien membuat gaduh dengan tidak membeberkan bobrok KPK kepada Pansus Hak Angket DPR, kemarin.
Amien berinisiatif mendatangi Pansus di Gedung DPR, kemarin siang. Tiba pukul 13.30 WIB, eks ketua MPR itu sempat meladeni beberapa pertanyaan para pewarta sebelum akhirnya masuk ke ruang tunggu pimpinan Pansus Angket. Namun sekitar 10 menit kemudian, dia keluar. Amien menyebut, pertemuan batal karena Pansus hendak melakukan pertemuan dengan Wakapolri Komjen Syafruddin.
Amien sendiri sudah membawa makalah sebagai peluru untuk menghantam KPK. "Ini soal dugaan beberapa kejahatan KPK," ungkapnya sambil menunjukkan makalah yang dipegangnya. Tapi rupanya, Amien memang belum mau membeberkan borok-borok KPK itu kepada Pansus. Alasannya, Ketum PAN Zulkifli Hasan mengimbaunya agar tak membuat kegaduhan.
"Ketua Umum saya mengatakan, Pak Amien tunggu momentumnya sebentar ini. Kalau pak Amien menggebrak KPK, jangan-jangan nanti malah makin tambah gaduh," tutur Amien menirukan omongan Zul.
Kegaduhan bisa timbul mengingat KPK baru saja menetapkan Setya Novanto sebagai tersangka. Amien khawatir jika diungkap sekarang, timbul persepsi ada kaitannya dengan kasus korupsi e-KTP tersebut. Padahal, Amien menegaskan, sama sekali tak ada kaitan. "This is my own, this is my perspective, this is my conclusion tentang KPK itu," tegas eks ketua umum PAN itu.
Amien mendengarkan dan menuruti apa kata Zul. Makalah itu akan disimpannya dan baru akan dibuka ketika momentumnya dirasa pas. Ketika ditanya data pembuatan makalah, Amien menegaskan dirinya adalah guru besar ilmu politik. Dia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk memperbaiki negara ini.
"Saya pernah jadi ketua MPR, saya tahu negeri ini masa saya diam saja. Jadi ini tanggung jawab moral, tanggung jawab warga negara, maka saya sampaikan," tegasnya.
Menunggu pertemuan berikutnya, Amien akan melengkapi data-data makalah borok-borok KPK itu. "Saya akan datang kembali," tegasnya.
Amien sendiri menilai KPK memang sudah lemah. Buktinya, beberapa kasus kakap seperti kasus bailout Century, SKL BLBI dan kasus RS Sumber Waras yang tak kunjung diselesaikan komisi antirasuah itu. "Saya ketawa apakah KPK itu kuat? KPK itu lemah, Mbahnya lemah. Jangan katakan lemahkan KPK, memang wong sudah lemah kok," beber Amien. Dia pun menilai pantas saja jika gerak KPK dibatasi. "KPK sudah agak kelewatan," imbuhnya.
Wakil Ketua Pansus Angket KPK Taufiqulhadi mengatakan, pembatalan rapat dengan Amien karena makalahnya dianggap kurang lengkap. Amien sendiri bertemu Taufiqulhadi sekitar 10 menit. "Karena belum lengkap bahan-bahan sekaligus waktunya sangat pendek. Beliau minta agar ditunda minggu depan," ungkapnya.
Taufiqulhadi sendiri menyatakan, Amien datang atas inisiatif pribadi bukan undangan dari Pansus. Karena itu, tidak ada pertanyaan khusus yang akan diajukan pansus kepada Amien. "Terserah beliau mau katakan apa," seloroh politikus Nasdem ini.
Anggota Pansus Angket KPK dari Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan, dua hari lalu Amien meminta dihadirkan dalam kegiatan angket. Pertemuan tersebut bukan atas undangan Pansus. Tujuannya, pertama ingin menyampaikan aspirasi dan kedua ingin menyampaikan dukungan.
"Itu yang kami terima dari Amien Rais dan rombongan yang nanti akan hadir. Ingin memberikan dukungan kepada Pansus untuk tegar melaksanakan tugas-tugas penyelidikan," ujar Bambang di tempat yang sama. ***