Berita

Net

Nusantara

ITW Minta Jokowi Turun Tangan Atasi Kemacetan Lalu Lintas

SENIN, 17 JULI 2017 | 18:06 WIB | LAPORAN:

Indonesia Traffic Watch (ITW) mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan kementerian terkait untuk  membuat kebijakan moratorium berjangka penjualan kendaraan bermotor di daerah yang dilanda kemacetan lalu lintas. Sebagai solusi efektif  mengurangi kemacetan yang semakin hebat di sejumlah kota besar, khususnya Ibu Kota Jakarta.
 
Balitbang Kementerian PUPR mencatat kemacetan lalu lintas yang melanda Jakarta telah menimbulkan kerugian materi mencapai Rp 56 triliun per tahun. Tidak hanya itu, kemacetan juga mengganggu aktivitas, mematikan kreatifitas serta memicu tingginya tingkat stres masyarakat. Bahkan, permasalahan lalu lintas termasuk kemacetan potensi memicu terjadinya konflik.
 
"Dalam kondisi kemacetan sudah abnormal, presiden harus turun tangan memerintahkan para menteri terkait agar fokus dan bersinergi mengatasi permasalahan lalu lintas," jelas Ketua Presidium ITW Edison Siahaan kepada wartawan, Senin (17/7).
 

 
Dia menjelaskan, penyebab utama kemacetan adalah akibat jumlah kendaraan bermotor yang tidak terkontrol disusul dengan rendahnya kesadaran tertib lalu lintas masyarakat dan lemahnya penegakan hukum. Tentu upaya yang harus dilakukan adalah membatasi jumlah kendaraan, bisa dengan cara pengetatan persyaratan untuk memiliki kendaraan, seperti wajib memiliki lahan untuk tempat parkir dan garasi. Tetapi akan lebih efektif, dengan kebijakan moratorium berjangka penjualan kendaraan bermotor di sejumlah kota khususnya Jakarta. Hingga jumlah kendaraan bermotor ideal dengan daya tampung panjang dan luas ruas jalan yang ada saat ini. 

"Upaya itu disertai penyiapan angkutan umum yang terintegrasi ke seluruh penjuru dan terjangkau secara ekonomi serta menjamin rasa aman dan nyaman masyarakat," kata Edison.
 
Anehnya, pemerintah lebih fokus pada upaya pembatasan gerak kendaraan disertai penerapan sistem Electronic Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar. Serta upaya-upaya yang bersifat proyek bernilai besar. Bahkan, pemerintah seperti membiarkan masyarakat memiliki kendaraan sebanyak-banyaknya asal dikenakan pajak progresif.
 
"Kemacetan sulit diatasi kalau pola berfikir pemerintah didasari hanya untuk meningkatkan pendapatan," beber Edison.
 
Dia menambahkan, sehebat apapun infrastruktur dan secanggih apapun moda transportasi yang disiapkan, kemacetan akan terus melanda Kota Jakarta, apabila tidak disertai dengan pembatasan jumlah kendaraan.
 
Menurutnya, kementerian dan instansi yang terlibat untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran (kamseltibcar) lalu lintas menyetujui kebijakan pembatasan jumlah kendaraan. Tetapi, kementerian yang mengurusi industri dan perdagangan otomotif tidak merespon usulan itu. Karena kerugian akibat kemacetan dianggap tidak berdampak pada keuangan negara. Sementara, pembatasan penjualan kendaraan bermotor akan beresiko pada pendapatan keuangan negara dari sektor pajak penjualan otomotif.
 
"Untuk itulah, presiden harus memerintahkan seluruh menterinya mencari solusi efektif mengatasi kemacetan," demikian Edison. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya