Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Geopolitik Logam Langka

MINGGU, 16 JULI 2017 | 10:15 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

TEKNOLOGI elektrikal masa kini menghadirkan aneka ragam peralatan yang ternyata membutuhkan dukungan berbagai jenis logam langka.

Misalnya sikat gigi listerik hanya bisa bergetar menyikat gigi manusia apabila didukung oleh daya magnetik tiga logam langka  yaitu neodymium, dysprosium dan boron yang sedemikian langka sampai menjadi bahan rebutan China melawan Jepang.

Enerji


Secara keseluruhan sebuah sikat gigi yang digetarkan oleh daya tenaga bateri membutuhkan 35 jenis logam langka yang berasal dari bumi di kawasan wilayah Kongo, Chile, Rusia, Korea, Indonesia, Turki, Brasilia, China dan berbagai negara lainnya.

Logam langka di masa kini merupakan komoditi primadona geopolitik seperti dahulu rempah-rempah yang melahirkan era kolonialisme di planet bumi ini.

Secara teknis fisikal, logam-logam langka itu sangat ringan, kuat, tahan panas sehingga semnatara ini memang memiliki peran dan potensi tak tergantikan sebagai sumber enerji seperti minyak dan batu bara.

Misalnya layar sentuh pada telepon selular hanya bisa berfungsi apabila didukung sebuah logam langka yang bernama indium.

Sedikit saja peran serta niobium berwarna abu-abu seperti granit dari Brasil bisa memperkokoh berton-ton baja yang digunakan untuk membangun jembatan sampai pipa minyak atau gas.

Lithium yang supra ringan menjadi bagian hakiki dari rechargeable bateri yang bisa dicharge ulang.

Dysprosium, di samping menggerakkan sikat gigi listerik juga potensial mendukung mekanisme turbin angin.

Teknologi militer terkini tergantung pada berbagai jenis logam langka seperti tungsten yang mutlak dibutuhkan untuk peluru anti tank atau pesawat tempur Amerika Serikat : F-35.

Geopolitik

Sama halnya dengan minyak, penguasaan sumber logam langka menjadi penting dalam peta percaturan kekuasaan dan kekuatan geopolitik masa kini.

Terkesan bahwa tiga naga Asia, yaitu China, Jepang dan Korea Selatan jauh lebih sadar terhadap kepentingan strategis logam langka ketimbang Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Pada tahun 2012, sebuah kapal komersial China menabrak kapal patroli Jepang di perairan dekat kepulauan Senkaku dalam bahasa Jepang atau Diayu dalam bahasa China sebagai bahan sengketa antara Jepang dan China. Ternyata kapal China tersebut mengangkut logam-logam langka dari daratan RRChina untuk diselundupkan ke Jepang.

Peristiwa itu menyebabkan harga logam langka melangit yang serta merta berdampak kemelut terhadap industri terkait logam-logam langka.

Meski tiras logam langka di masa kini “hanya” sekitar 4 miliar US dolar per tahun namun mempengaruhi industri terkait yang bertiras lebih dari 4 triliun US dolar per tahun.

Maka China sebagai negara yang menyadari pentingnya logam langka bagi geopolitik enerji dunia masa kini sangat peduli terhadap logam langka yang memang berperan sangat vital selama daya tenaga baterikal belum tergantikan oleh daya tenaga alam. [***]

Penulis adalah pembelajar geopolitik enerji

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya