Berita

Politik

Intens Lobi-lobi, Golkar Optimis RUU Pemilu Tak Mentok Lagi

MINGGU, 02 JULI 2017 | 22:34 WIB | LAPORAN:

Partai Golkar optimistis perbedaan pendapat di Pansus RUU Pemilu terkait sejumlah pasal krusial tidak akan menemui jalan buntu. Ini lantaran partai beringin secara intens melakukan lobi-lobi dengan fraksi lain untuk menemukan kesepahaman agar RUU Pemilu bisa segera diketok sebelum masa reses, 28 Juli nanti.

"Kami terus komunikasi dan lobi-lobi. Waktu rapat terakhir di Bamus (Badan Musyawarah) DPR disepakati setelah Lebaran fraksi-fraksi kembali bertemu. Kami pun terus komunikasi walau kemarin liburan. Kami tetap bertemu, sambil silaturrahmi, kami tetap ngobrol-ngobrol (soal RUU Pemilu),” kata Ketua Fraksi Partai Golkar Robert Joppy Kardinal, Minggu (2/7).

Selama ini, pembahasan RUU Pemilu seperti menemui jalan buntu. Salah satu isu krusial yang membuat pembahasan RUU itu mentok adalah presidential threshold atau ambang batas untuk mencalonkan presiden.
Pemerintah dan fraksi-fraksi pendukungnya ingin presidential threshold tetap di angka 20 persen kursi parlemen atau 25 persen suara sah nasional. Sebagian fraksi ingin angka itu diturunkan hingga di bawah 10 persen.

Pemerintah dan fraksi-fraksi pendukungnya ingin presidential threshold tetap di angka 20 persen kursi parlemen atau 25 persen suara sah nasional. Sebagian fraksi ingin angka itu diturunkan hingga di bawah 10 persen.
Sebagian lagi minta presidential threshold ditiadakan dengan alasan Pemilu 2019 digelar serentak.

Gara-gara belum ada kesepakatan tentang ini, RUU Pemilu gagal disahkan pada Rapat Paripurna DPR di Ramadan lalu. Bahkan, Pemerintah mengancam menarik diri dari pembahasan jika fraksi-fraksi di DPR tak kunjung satu suara soal presidential threshold itu.

Robert yakin, dengan komunikasi yang dijalin selama ini, segala perbedaan pendapat mengenai angka presidential threshold dapat disatukan.

"Perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar. Ada yang meminta (presidential threshold) naik, tapi ada juga yang meminta turun. Namanya juga komunikasi. Sekarang sudah hampir selesai," ucap politisi asal Papua ini.

Lebih lanjut, Robert menilai bahwa penghilangan presidential threshold bukan hanya membuat repot penyelenggaraan pemilu. Penghilangan itu juga dapat membengkakkan anggaran pemilu. Mulai dari untuk pengawalan, biaya kampanye, sampai penyelenggaraan pemilu yang bisa dilakukan dua putaran.

"Kalau misalnya ada 10 calon, bisa dibayangin berapa anggaran yang dibutuhkan untuk pengawalan. Capres-cawapres kan harus dikawal sekitar 6 bulan. Makanya, Golkar ingin figur yang berkualitas saja yang dicalonkan, maksudnya supaya bisa dipilih yang terbaik,” tegasnya.

Di tempat terpisah, pengamat politik Universitas Parahyangan Bandung Asep Warlan Yusuf memprediksi, voting tidak bisa dihindari apabila perdebatan di fraksi-fraksi terkait pasal krusial dalam RUU Pemilu tak menemukan titik temu.

Contohnya, bila pembahasan presidential threshold tetap alot, tidak ada jalan lain kecuali voting. Setelah di-voting nanti, apapun hasilnya, harus diterima semua pihak.

"Hasil voting itu harus diterima. Andaipun nanti hasil itu akan digugat di Mahkamah Konstitusi, itu urusan berikutnya," ujar dia. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya