Berita

Yusril Ihza

Hukum

Yusril: Abolisi Kasus Makar agar Pemerintahan Jokowi Fokus Hadapi Isu Ekonomi dan Kurangi Beban Politik

KAMIS, 22 JUNI 2017 | 04:22 WIB | LAPORAN:

Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra mengatakan, rekonsiliasi perlu dilakukan agar pemerintahan Joko Widodo bisa lebih fokus menghadapi berbagai persoalan ekonomi.

Yusril menawarkan pemerintahan Jokowi mengabolisi kasus-kasus yang dituduhkan kepada sejumlah tokoh.

"Saya berkeyakinan bahwa para tokoh itu semuanya beritikad baik untuk memajukan umat, bangsa dan negara. Bahwa mereka sering berbeda pendapat dengan pemerintah merupakan sesuatu yang wajar dalam berdemokrasi," kata Yusril usai buka puasa bersama yang diselenggarakan DPP Partai Bulan Bintang (PBB) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu (21/6).


Sebelum rekonsiliasi, menurut Yusril, Presiden Joko Widodo bisa menggunakan hak abolisi yang dimilikinya.

Abolisi merupakan hak yang dimiliki kepala negara untuk menghentikan pengusutan dan pemeriksaan suatu perkara.

Menurut Yusril, cara ini lebih baik daripada meminta polisi menghentikan kasus yang tengah ditanganinya.

Melalui abolisi, pemerintah telah mengambil langkah yang baik karena tidak mempermalukan pihak manapun.

"Kalau Polri diminta mengeluarkan SP3, Polri (bisa diartikan) salah tangkap, dan menghentikan kasus karena alat bukti tidak cukup. Tapi kalau Presiden menggunaan hak abolisi, itu berarti Polri berkeyakinan bahwa alat bukti cukup, tetapi (di sisi lain) Presiden punya kebesaran jiwa untuk tidak melanjutkan penuntutan terhadap mereka, dan menggunakan hak abolisi," jelasnya.

Saran ini disampaikan Yusril agar pemerintah lebih fokus menangani persoalan ekonomi dan mengurangi beban politik.

"Tapi kalau pemerintah tidak bersedia, bagi saya tidak ada masalah. Saya kan berada di tengah. Saya tidak ikut aksi damai di mana pun juga. Saya tidak berada di posisi pemerintah, saya berada di tengah-tengah," ujar ketua umum PBB tersebut. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya