Berita

Yusril Ihza Mahendra/Net

Politik

Yusril: Jokowi Tak Ingin Kriminalkan Ulama dan Aktivis

MINGGU, 18 JUNI 2017 | 14:52 WIB | LAPORAN:

Yusril Ihza Mahendra mengatakan, dirinya menyambut baik tawaran Rizieq Shihab, agar dibentuk forum rekonsialisasi antara GNPF MUI dengan Pemerintah.

Permintaan Rizieq itu disampaikan melalui rekaman suara usai acara talkshow kasus Rizieq di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta, Jum'at yang lalu.

Menurutnya, rekonsiliasi antara GNPF MUI, Rizieq dan sejumlah tokoh ulama yang lain, serta para aktivis yang dituduh makar sangatlah penting bagi memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa. Yusril berkeyakinan para tokoh itu semuanya beritikad bagi untuk memajukan umat, bangsa dan negara.


"Bahwa mereka sering berbeda pendapat dengan pemerintah, hal itu wajar dalam kehidupan demokrasi," ujar Yusril dalam keterangan, Minggu (18/6).

Sebaliknya juga, kata Yusril, pemerintah kini sedang menghadapi tantangan besar dalam melanjutkan pembangunan bangsa dan negara. Untuk menyelesaikan tantangan itu, menurut Yusril, pemerintah memerlukan stabilitas sosial dan politik, keamanan yang kondusif serta dukungan dari seluruh komponen bangsa.

"Energi pemerintah harus difokuskan untuk menyelesaikan persoalan ekonomi dan pembangunan bangsa seluruhnya,  sehingga beban-beban lain di bidang politik mestinya bisa dikurangi," tegas ketua umum Partai Bulan Bintang ini.

Yusril mengaku kenal baik Rizieq dan sejumlah ulama/muballigh dan aktivis yang sekarang ini sedang menghadapi berbagai permasalahan hukum.

Terhadap permasalahan ini, Yusril mengatakan bahwa pemerintah seyogyanya bersikap bijak dan mengedepankan dialog serta langkah persuasif.

"Bukannya melakukan langkah penegakan hukum yang potensial menuai kontroversi terhadap mereka," tegasnya.

Yusril menyarankan, pemerintah perlu melakukan pendekatan baru yang lebih simpatik dengan merangkul  tokoh-tokoh ulama dan aktivis yang berada di luar pemrintah. Dengan demikian, tidak perlu ada suasana tegang, apalagi timbul anggapan pemerintah melakukan "kriminalisasi" terhadap ulama dan aktivis.

"Saya berkeyakinan, Presiden Jokowi tidak mungkin akan mempunyai pikiran untuk mengkriminalkan ulama dan aktivis," ujarnya.

Karena itu mispersepsi dalam penegakan hukum ini, menurut Yusril harus dicarikan jalan keluarnya.

Ditanya lebih konkret kesediaannya memenuhi permintaan Rizieq, Yusril menyatakan siap menjembatani para ulama dan aktivis dengan pemerintah.

"Anda kan tahu, posisi saya berada di tengah, Insya Allah hubungan pribadi saya dengan para ulama/muballigh dan tokoh-tokoh aktivis, begitu juga hubungan saya dengan tokoh-tokoh kunci baik di pemerintahan maupun di badan legislatif dan yudikatif sangatlah baik. Kini semuanya tergantung Pemerintah," urainya.

"Saya siap mengajukan formula rekonsiliasi yang Insya Allah dapat diterima kedua pihak demi kesatuan dan persatuan bangsa," lanjut Yusril

Dalam formula rekonsiliasi yang sudah ada dalam pikirannya, Yusril mengatakan bahwa kewajibannya untuk menjaga harkat dan martabat semua pihak. "Saya tidak ingin ada salah satu pihak yang merasa berada di atas angin dan pihak lain merasa terusik harkat dan martabatnya," tegas pakar hukum tata negara tersebut.

Hakikat rekonsiliasi menurutnya adalah ukhuwwah dan persaudaraan. "Tidak ada yang menang atau kalah, karena yang dikedepankan adalah kepentingan umat, bangsa dan negara yang  kita cintai bersama," jelasnya.

Karena itu tambah Yusril akan sangat baik jika Pemerintah merespons positif gagasan rekonsiliasi ini, apalagi sekarang  di penghujung bulan suci Ramadhan dan sebentar lagi akan memasuki bulan Syawal di mana saling maaf-memaafkan.[wid]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya