Berita

Politik

PSI Undang Tiga Tokoh Muda Indonesia Untuk Berbagi Inspirasi

JUMAT, 16 JUNI 2017 | 21:47 WIB | LAPORAN:

Tiga tokoh pemuda yang sangat menginspirasi berbagi pengalaman dan cita-cita mereka di "basecamp" DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jakarta, Jumat (16/6).

Yaitu, pendiri aplikasi laporan warga Qlue Rama Raditya, ki dalang muda Gibran Nicholau Papadimitriou, dan wakil bupati termuda di Indonesia, dari Trenggalek Mochamad Nur Arifin.

Ketiganya menjadi pembicara dalam diskusi Solidarity Lecture "Mencari Indonesia: Kisah Para Milenial". Kader perempuan milenial PSI Tsamara Amany sebagai pemandu. Bagi PSI, yang berbasiskan anak muda, prestasi anak-anak muda dan generasi milenial Indonesia sangat luar biasa, menjanjikan harapan bagi bangsa ini.


Arifin misalnya, yang meraih jabatan wakil bupati pada usia 25 tahun. Seperti halnya Nabi berhijrah, Arifin memutuskan meninggalkan Surabaya dan bertarung di daerah kecil Trenggalek.

"Di Surabaya sudah banyak tokoh, lebih menarik berjuang di Trenggalek, uang tidak ada, banyak sengsaranya, akses masih sulit," ujar Arifin. Prinsipnya, dalam berjuang, mau jadi apapun, harus jelas niatnya.

Sebelum mengikuti pilkada, dia sudah bergerak dua tahun sebelumnya untuk meyakinkan warga bahwa dirinya maju semata-mata untuk membantu rakyat.

"Benar kata Pak Ahok, menjadi pejabat itu artinya mendaftar jadi pembantu rakyat banyak," kata Arifin. Sebagai pembantu, lanjut Arifin, harus bertanya kepada juragan apa yang diinginkan. Lewat musrenbang, dan membuat prioritas pembangunan.

"Saya membuat demplot, pertanian organik, mendorong petani membentuk koperasi, membuat festival nelayan. Semua terukur melalui survei," kata Arifin, yang berpasangan dengan Emil Dardak.

Penulis buku Bung Karno "Menerjemahkan Al-Quran" (2017) ini menekankan pentingnya integritas. "Umat Islam percaya seruan Nabi karena sebelumnya dikenal sebagai Al-Amien, orang yang tidak pernah berbohong," kata Arifin.

Meskipun isteri bupati artis sinetron, tetapi warga lebih ingin didengar. "Safari Ramadhan saya ke mesjid bareng warga," kata Arifin.

Sementara Rama, meninggalkan zona nyaman di dunia korporat karena merasa apa yang dikerjakannya tidak membawa dampak besar bagi Indonesia. Rama merasa adanya kesempatan untuk mengubah Indonesia, ketika melihat persoalan di Jakarta. "Belum ada platform untuk menghubungkan komunikasi pemerintah dengan warga," tuturnya.

Kebetulan pada 2012 Jokowi-Ahok terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta. Perjuangan Rama tidak sekali jadi. "Tujuh kali saya menyurati Jokowi, setelah tiga bulan tiba-tiba dihubungi Pak Wagub (Ahok)," ucapnya.

Sempat menghadapi tantangan dari kepala RT/RW, aplikasi Qlue akhirnya berjalan meskipun Ahok sudah tidak menjabat lagi, bahkan menyebar ke 10 kota.

Demikian juga dengan Gibran yang menjelaskan bahwa motivasinya menjadi dalang untuk meluruskan masyarakat Indonesia. Pelajar kelas 10 SMA yang baru menginjak usia 15 tahun ini mulai belajar wayang sejak 2013. Orang tua dan teman-teman mendukung minat Gibran mendalang, ketika kebanyakan rekan-rekan sebayanya lebih suka ngeband. "Di Instagram saya isinya wayang semua, saya coba mengakses media sosial yang disukai anak muda," lanjut Gibran.

Hal yang menarik bagi Gibran, dalam cerita pewayangan tidak ada karakter yang sempurna. "Dasamuka atau Sengkuni yang diasosiasikan dengan sifat-sifat jahat pun saya sukai, tidak ada yang baik seluruhnya ataupun bengis seluruhnya," ungkap Gibran.

Diskusi ditutup dengan pagelaran wayang kulit oleh ki dalang Gibran, mengambil lakon Wisanggeni yang menghilang dan membangun kerajaan Nuswabawana. "Perlambang bagi anak muda yang berani mendirikan partai baru," kata Gibran. Karakter PSI cocok dengan sosok Antasena, berani menggugat siapapun kalau berbuat salah, dewa sekalipun, tutup Gibran. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya