Berita

Febri Diansyah/net

Hukum

KPK Masih Ragu Pansus DPR Sah Secara Hukum

RABU, 07 JUNI 2017 | 19:49 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK masih meragukan legalitas Panitia Khusus (Pansus) DPR RI yang dibentuk untuk menyelidiki kinerja lembaga tersebut.

Menurut KPK, pembentukan Pansus terkesan dipaksakan dan tidak sesuai dengan Pasal 201 UU tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3)

"Susunan pansus hak angket harus terdiri dari seluruh unsur fraksi. Sehingga kalau hingga saat ini masih ada dua fraksi yang tidak mengirimkan anggotanya, tentu ada pertanyaan serius; apakah pansus hak angket DPR itu sah atau tidak secara hukum?" ujar jurubicara KPK, Febri Diansyah, kepada wartawan, Rabu (7/6).


Delapan fraksi telah mengirimkan kadernya yaitu Gerindra, PDIP, Golkar, NasDem, PPP, Hanura, PAN, dan PKB. Dua partai yang tidak hadir dalam rapat pembentukan Pansus ialah Demokrat dan PKS.
 
KPK telah mengundang sejumlah ahli hukum untuk berdiskusi tentang sikap apa yang bisa dilakukan KPK secara hukum menanggapi pembentukan Pansus. Sampai sejauh ini KPK masih melakukan pembahasan yang sudah di tahap finalisasi.

"Jika ada upaya institusi memanggil KPK, namun keabsahannya masih dipertanyakan, tentu kami akan menguji ulang kembali di internal KPK. Jadi kita tunggu dulu bagaimana panggilan atau informasi resmi KPK," jelas Febri.

KPK juga ingin pastikan bahwa proses pengambilan keputusan membentuk Pansus sudah sesuai aturan berlaku.

"Apalagi MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan) sekarang sedang melakukan proses juga untuk melihat apakah laporan dari masyarakat terkait indikasi pelanggaran etik dalam ketuk palu hak angket," jelas Febri. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya