Berita

NTP Dan NTUP Meningkat Bukti Indikator Kesejahteraan Petani

SABTU, 03 JUNI 2017 | 16:59 WIB | LAPORAN:

. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan daya beli petani nasional pada bulan Mei 2017 mengalami peningkatan. Dalam data yang dirilis BPS, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) sama-sama meningkat.

NTP nasional sebesar 100.15, naik 0.14 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara NTUP pada bulan Mei 2017 mencapai 109,15 atau naik 0,49 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Kenaikan dua indikator utama kesejahteraan petani tersebut turut didorong oleh kenaikan harga komoditas-komoditas pangan di tingkat petani.


"Komoditas yang mempengaruhi kenaikan itu antara lain adalah harga gabah, jagung, dan produk hortikultura seperti cabai merah dan beberapa buah-buahan," kata Kepala BPS Suhariyanto, Sabtu (3/6).

Kenaikan harga pangan di tingkat petani ditunjukkan antara lain dengan kenaikan harga gabah. Dalam data BPS, harga gabah kering panen di tingkat petani pada Mei 2017 mengalami kenaikan sebesar 4,10 persen, menjadi Rp 4.485 per kilogram dan di tingkat penggilingan naik 4,09 persen menjadi Rp 4.570 per kilogram.

Tapi di sisi lain, harga beras di tingkat pedagang eceran hanya meningkat tipis. "Petani mendapatkan tambahan pemasukan, sementara konsumen tetap terjaga," ujar Suhariyanto.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Agung Hendriadi menyebutkan hal ini menunjukkan peningkatan daya beli petani tidak dapat dilepaskan dari upaya pemerintah dalam mengendalikan harga di tingkat petani maupun konsumen. Pemerintah memang melakukan berbagai upaya dalam mengurangi kesenjangan antara harga di tingkat petani dan konsumen.

Untuk menjaga petani agar tidak merugi, pemerintah telah menetapkan harga acuan pembelian untuk beberapa komoditas strategis, seperti gabah/beras, jagung dan bawang.

Pemerintah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 3.750 untuk gabah dengan kualitas dengan kadar air 26-30 persen dan beras Rp 7.300 per kilogram. Sementara untuk jagung dan bawang merah, ditetapkan harga acuan pembelian masing-masing sebesar Rp 3.150 dan Rp 15.000 per kilogramnya. Penetapan harga acuan pembelian ini berhasil menjaga harga di tingkat petani tidak anjlok.

Di sisi lain, pemerintah juga mengendalikan harga di tingkat pengecer agar tetap dijual dengan harga yang wajar, di antaranya melalui penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET). Pemerintah menetapkan HET untuk komoditas beras, bawang, gula pasir dan minyak goreng. Misalnya, untuk bawang putih yang harganya sempat melonjak tinggi saat jelang puasa, pemerintah menetapkan harga jualnya tidak boleh melebihi Rp 38.000 per kilogram.

"Upaya pemerintah dalam pengendalian harga di tingkat petani maupun tingkat konsumen ini berdampak pada peningkatan daya beli petani. Di satu sisi, petani untung karena produk yang mereka hasilkan dibeli dengan harga tinggi. Di sisi lain, mereka pun bisa membeli kebutuhan-kebutuhan pokok dengan harga terjangkau," ungkap Agung.

Ia juga meyakini, peningkatan daya beli petani tidak bisa dilepaskan dari berbagai kebijakan pemerintah yang membantu petani dalam menjalankan usaha taninya.

"Kementerian Pertanian secara kontinu memberikan insentif bagi petani, di antaranya melalui pemberian bantuan alat dan mesin pertanian. Selain itu, kami juga terus mendorong petani untuk terlibat dalam program asuransi pertanian," demikian Agung Hendriadi. [rus]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya